Perkemi Keluhkan Minimnya Anggaran
Soko Tuban
TUBAN - Prestasi kenshi (atlet kempo) Tuban yang membawa nama harum daerah nyaris tak pernah mendapat penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat.
Keluhan tersebut kemarin (27/6) disampaikan wakil ketua Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (Perkemi) Tuban, Hari Winarko. Dikatakan dia, Perkemi hanya dianggarkan KONI setempat sebesar Rp 4 juta per tahun. Jumlah dana tersebut, menurut Hari, tidak cukup untuk membiayai sekali pengiriman kenshi pada kejuaraan tingkat provinsi.
Dikatakan dia, pengiriman kenshi pada even tingkat tersebut, setidaknya dana yang dibutuhkan sekitar Rp 5 juta. Dana tersebut untuk membiayai training centre (TC), transportasi, akomodosi hingga makan kenshi. Karena dana dari KONI Tuban tak bisa diharapkan untuk memberangkatkan kenshi, lanjut wakil ketua majelis sabuk hitam ini, pembiayaan pada kejuaraan selalu mengandalkan swadaya Perkemi yang diambil dari kas atau iuran bulanan para kenshi.
Hari lebih lanjut mengatakan, dana KONI untuk pembinaan kempo dan olahraga lain di Tuban sangat minim. Dia lalu membandingkan dengan Perkemi Bojonegoro yang setiap tahun kabarnya dijatah KONI sebesar Rp 30 juta.
Selain paling pelit, kata dia, dana bantuan Rp 4 juta dari KONI tersebut juga sulit pencairannya. Untuk anggaran 2009 ini misalnya, Perkemi belum menerima.
Ketua KONI Tuban, Lilik Soehardjono sampai berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi. Petang kemarin, ponselnya berkali-kali dihubungi tidak diangkat. (ds)(Radar Bojonegoro )
Keluhan tersebut kemarin (27/6) disampaikan wakil ketua Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (Perkemi) Tuban, Hari Winarko. Dikatakan dia, Perkemi hanya dianggarkan KONI setempat sebesar Rp 4 juta per tahun. Jumlah dana tersebut, menurut Hari, tidak cukup untuk membiayai sekali pengiriman kenshi pada kejuaraan tingkat provinsi.
Dikatakan dia, pengiriman kenshi pada even tingkat tersebut, setidaknya dana yang dibutuhkan sekitar Rp 5 juta. Dana tersebut untuk membiayai training centre (TC), transportasi, akomodosi hingga makan kenshi. Karena dana dari KONI Tuban tak bisa diharapkan untuk memberangkatkan kenshi, lanjut wakil ketua majelis sabuk hitam ini, pembiayaan pada kejuaraan selalu mengandalkan swadaya Perkemi yang diambil dari kas atau iuran bulanan para kenshi.
Hari lebih lanjut mengatakan, dana KONI untuk pembinaan kempo dan olahraga lain di Tuban sangat minim. Dia lalu membandingkan dengan Perkemi Bojonegoro yang setiap tahun kabarnya dijatah KONI sebesar Rp 30 juta.
Selain paling pelit, kata dia, dana bantuan Rp 4 juta dari KONI tersebut juga sulit pencairannya. Untuk anggaran 2009 ini misalnya, Perkemi belum menerima.
Ketua KONI Tuban, Lilik Soehardjono sampai berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi. Petang kemarin, ponselnya berkali-kali dihubungi tidak diangkat. (ds)(Radar Bojonegoro )