Tahun 2009 Penderita HIV/AIDS Bertambah
Soko Tuban
TUBAN- Seiring dengan kemajuan teknologui, penderita HIV/ AIDS di kabupaten Tuban terus bertambah. Ketua Forum Komunikasi Sosial Agama (FOKSA) Tuban, Kartono mengatakan pada tahun 2009 tercatat ada 7 orang dikabupaten Tuban yang mengidap HIV/AIDS.
Hal ini cenderung meningkat dibanding tahun 2008. Sebab, kata dia, pada tahun 2008 hanya ada 1 orang penderita HIV/AIDS. Menurut dia, berkembangnya HIV/AIDS yang ada di kota tuak ini, mengingat bumi Ronggolawe sebagai kota transit. ''Tuban sangat potensial berkembang HIV/AIDS,'' kata pria yang juga menjadi pengurus Viva Education Of Drugs and HIV/AIDS Surabaya ini. Selian itu, Tuban juga sebagai kota industri yang memudahkan berkebangnya HIV/AIDS. Usia penderita HIV/AIDS, kata pria berumur 27 ini berfariatif. ''Ada yang baru berumur empat bulan sampai 40 tahun,'' ujarnya.
Dia menambahkan, dengan banyaknya orang yang terserang HIV/AIDS ini, Tuban termasuk tertinggal dalam penanggulangan. Misalnya, lanjut alumni Universitas Sunan Bonang ini, selama ini belum ada sosialisasi dari pemerintah serta tidak adanya informasi tentang bahaya HIV/AIDS. ''Ya kami berharap pemerintah menanggulanginya,'' harap dia. Yang pasti, lanjut dia, penularan HIV/AIDS ini tidak melalui jabat tangan, berpelukan ataupun mandi bareng. ''Namun, masuknya cairan tubuh ke tubuh yang lain,'' tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Tuban Tri Hadi Sanyoto mengatakan, sejak tahun 2000 sampai dengan 2009 ada 35 orang penderita HIV/AIDS. ''18 orang HIV, dan 17 orang AIDS,'' katanya. Menurut dia, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan penyuluhan dan penanggulangan lainya. Selain itu juga, para penderita HIV?AIDS ini sudah mendapatkan pengobatan. Banyaknya penderita HIV/AIDS di Tuban ini, lanjut dia karena terjadi seks bebas atau tidak aman. Selain itu juga yang paling berbahaya adalah intra drug jus (saling tukar suntik narkotik). ''Ini sangat membahayakan. Namun (Intra drug jus) di Tuban belum ada,'' imbuhnya. (zak) Sumber : Radar Bojonegoro
Hal ini cenderung meningkat dibanding tahun 2008. Sebab, kata dia, pada tahun 2008 hanya ada 1 orang penderita HIV/AIDS. Menurut dia, berkembangnya HIV/AIDS yang ada di kota tuak ini, mengingat bumi Ronggolawe sebagai kota transit. ''Tuban sangat potensial berkembang HIV/AIDS,'' kata pria yang juga menjadi pengurus Viva Education Of Drugs and HIV/AIDS Surabaya ini. Selian itu, Tuban juga sebagai kota industri yang memudahkan berkebangnya HIV/AIDS. Usia penderita HIV/AIDS, kata pria berumur 27 ini berfariatif. ''Ada yang baru berumur empat bulan sampai 40 tahun,'' ujarnya.
Dia menambahkan, dengan banyaknya orang yang terserang HIV/AIDS ini, Tuban termasuk tertinggal dalam penanggulangan. Misalnya, lanjut alumni Universitas Sunan Bonang ini, selama ini belum ada sosialisasi dari pemerintah serta tidak adanya informasi tentang bahaya HIV/AIDS. ''Ya kami berharap pemerintah menanggulanginya,'' harap dia. Yang pasti, lanjut dia, penularan HIV/AIDS ini tidak melalui jabat tangan, berpelukan ataupun mandi bareng. ''Namun, masuknya cairan tubuh ke tubuh yang lain,'' tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Tuban Tri Hadi Sanyoto mengatakan, sejak tahun 2000 sampai dengan 2009 ada 35 orang penderita HIV/AIDS. ''18 orang HIV, dan 17 orang AIDS,'' katanya. Menurut dia, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan penyuluhan dan penanggulangan lainya. Selain itu juga, para penderita HIV?AIDS ini sudah mendapatkan pengobatan. Banyaknya penderita HIV/AIDS di Tuban ini, lanjut dia karena terjadi seks bebas atau tidak aman. Selain itu juga yang paling berbahaya adalah intra drug jus (saling tukar suntik narkotik). ''Ini sangat membahayakan. Namun (Intra drug jus) di Tuban belum ada,'' imbuhnya. (zak) Sumber : Radar Bojonegoro
0 coment:
Posting Komentar