Harga Beras Jawa Terus Merosot
Harga beras Jawa di pasaran Bojonegoro, Jawa Timur, dalam sebulan terakhir ini cenderung turun.
"Harga beras Jawa sudah sebulan ini terus turun, saya tidak berani kulakan, kalau sekarang di tempat saya kosong," kata seorang pedagang beras di pasar Banjarjo, Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Sakim (55), Sabtu.
Menurut dia, sebulan yang lalu harga beras Jawa di tempatnya Rp12.000,00 per kg, tetapi terakhir dalam pekan ini turun menjadi Rp9.000,00 per kg.
Karena itu, dia mengaku tidak berani membeli beras Jawa dari pedagang beras yang datang dari wilayah Kecamatan Soko, Tuban untuk dijual kembali.
Alasannya, diperkirakan harga beras Jawa dalam beberapa hari ke depan akan semakin turun, akibat panenan tanaman padi di luar jenis Jawa mulai terjadi di sejumlah wilayah, baik di Bojonegoro dan Tuban.
Menurut dia, para pedagang beras di Bojonegoro, dalam membeli beras Jawa produksi Tuban tersebut, tidak pernah banyak, paling banter sekali beli satu kuintal.
"Pembelinya hanya kalangan tertentu," katanya.
Dia mencontohkan, dirinya selama ini memiliki langganan seorang penjual makanan pecel di Padangan, yang setiap hari membeli beras Jawa rata-rata 20 kg.
Dia menjelaskan, harga beras Jawa yang sentranya di Desa Prambon, Kecamatan Soko, Tuban, bisa mencapai Rp15.000,00 per kg, ketika musim kemarau.
"Petani setempat menjual beras Jawa ketika kemarau, ketika panen musim hujan disimpan," katanya menjelaskan.
Tanaman padi Jawa, menurut seorang warga di Kecamatan Soko, Tuban, Supardji (40), diperkirakan luasnya pada musim hujan ini hanya berkisar 40 ha.
Tanaman padi Jawa di wilayah itu dari tahun ke tahun luas arealnya cenderung menyusut, akibat secara ekonomis lebih menguntungkan menanam padi jenis lainnya.
"Karena itu, petani menjual berasnya ketika musim kemarau," katanya mengungkapkan.
Setelah panen, gabah padi Jawa yang dipanen dengan ani-ani tersebut, disimpan dulu di rumah dan diproses setelah panenan padi lainnya langka. Para petani yang masih mempertahankan menanam tanaman padi Jawa, karena sudah menjadi tradisi dan dilakukan turun temurun.
0 coment:
Posting Komentar