bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

Senin, 16 Juni 2008

Deritamu pak tani

Soko Tuban
Hidup petani memang identik dengan penderitaan, itu yang saya tahu dan derita itu makin parah bila nasib yang dijalani, seperti petani di Kecamatan Soko dan sekitarnya saat ini...! Berikut rentetan kisah penderitaan itu

Hama Tikus Serang 800 Hektare Tanaman Padi di Tuban
Senin, 16 Juni 2008 | 14:29 WIB

TEMPO Interaktif :Sedikitnya 800 hektare tanaman padi berumur antara 15 hari hingga 30 hari rusak diserang hama tikus di Kecamatan Rengel dan Kecamatan Plumpang, Tuban. Diperkirakan areal tanaman padi yang diserang hama ini terus meluas, mengingat beberapa desa di sekitar kecamatan itu belum terdata.

Areal pertanian yang paling parah diserang hama tikus, yaitu Kecamatan Plumpang. Di kecamatan ini, tikus menyerang di sedikitnya di tujuh desa. Yaitu Desa Penidon, Tritip, Cangkring, Kalirejo, Plumpang, Magersari, dan Krotok. Kemudian di Kecamatan Rengel hama menyerang di Desa Prambon dan Banjaragung.

Tetapi, tikus dikabarkan juga sudah menyerang di desa-desa tetangganya seperti Desa Maibit, Rengel dan sebagian di beberapa desa di Kecamatan Soko. “Warga sudah mengeluhkan kerusakan tanaman padi akibat tikus,” tegas Rustam, warga Plumpang, Tuban, Senin (16/6).

Belum ada besaran kerugian yang diderita petani. Tetapi, dalam hitungan mereka, rata-rata tanaman padi mereka mati akibat batang dan daun padi dimakan binatang pengerat ini. Padahal, untuk padi rata-rata umur 15 hingga 30 hari, sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,5 juta perhektare. Yaitu untuk pembelian benih, ongkos tanam, pupuk dan perawatan.

Untuk mengantisipasi serangan hama tikus, biasanya warga menggunakan beberapa cara. Misalnya, di sekitar pematang sawah, dipasang platik, atau juga penutup yang membentetengi agar tikus terhalang masuk sawah. Ada juga sejumlah petani memasangkan lampu yang di bawahnya dialiri strum sehingga jika ada tikus yang menempel akan tewas tersengat listrik.

Sedangkan yang tradisional, biasanya warga beramai-ramai memburu tikus dengan cara memasukkan asap ke lubang persembunyiannya. Biasanya, tikus akan keluar beberapa saat dari lubang persembunyian akibat tidak kuat dengan asapnya. Hanya, cara seperti ini, biasanya efektif dilakukan secara gotong royong antar petani.

Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tuban, Kusno Adiwijoyo membenarkan, bahwa di sejumlah desa di Kabupaten Tuban sedang dilanda pelbagai hama. Mulai dari hama batang penggerek alias sundep, tikus, wereng cokelat dan sejenisnya.

Untuk hama tikus yang menyerang di Kecamatan Rengel dan Plumpang, pihaknya sudah memperintahkan petugas penyuluh lapangan di kecamatan untuk mendata kasus hama tikus di dua kecamatan itu. Data itu di antaranya digunakan untuk program pemberian bantuan setelah hama bisa dijinakklan. “Sudah, sudah kita memerintahkan penyuluh lapangant turun melakukan pendataan,” tegas Kusno.

Dia mencontohkan, tiga pekan lalu, ketika terjadi hama batang penggerek atau sundep yang menyerang sekitar 1200 hektare lebih di beberapa desa di Kecamatan Soko dan Rengel, Tuban, pihaknya sudah turun ke lapangan. Kemudian, dari hasil itu, pihak Kantor Camat setempat diminta untuk membuat laporan akan kekhawatiran terjadi bawah yang meluas. Hal ini penting karena soal bantuan itu sifatnya koorinasi ke Dinas Pertanian Provinsi. “Kemudian pihak provinsi akan menindaklanjuti bantuan tersebut,” tandasnya. sujatmiko

padahal saat ini mereka sebenarnya sudah kelelahan karena memeras otak dan keringat untuk menanggulangi hama sundep yang menyerang berikut beritanya.

Ratusan Hektare Padi Diserang Hama Sundep
Senin, 26 Mei 2008 - 16:55 wib
okezone.com

Sekira 700 hektare tanaman padi di dua kecamatan di Kabupaten Tuban diserang hama ulat (sundep). Hama itu menyerang padi yang sudah berusia 36 hari. Akibatnya, panen terancam mengalami penurunan hingga 30 persen.

Hama tersebut paling banyak menyerang tanaman padi di Desa Maibit, dan Pekuwon, Kecamatan Rengel seluas 500 hektare, dan di Desa Sumurcinde Kecamatan Soko, seluas 200 hektare. Sejumlah petani mengaku resah terhadap serangan hama ini, karena saat dilakukan pemupukan, padi tersebut justru malah mati.

Menurut Kasmiran, 60, petani Desa Maibit, serangan sundep terjadi sekitar 10 hari terakhir ini. Ia dan petani di desanya resah karena sulit membasmi jenis hama tersebut. Karena, hama tersebut sudah kebal dengan berbagai jenis pupuk pembasmi hama. "Saat kita coba memupuk tanaman malah menjadi layu hingga akhirnya mati," keluhnya, di Tuban, Senin (26/5/2008).

Dia menjelaskan, jika serangan hama ini tidak segera diatasi mereka khawatir hasil panen musim tanam tahun ini bakal menurun hingga 30 persen. Warga saat ini hanya bisa mengandalkan bulir padi yang belum diserang hama dengan harapan bisa diselamatkan dengan cara terus memberi pupuk dan air.

Keluhan sama diungkapkan Badrun, 49, petani Desa Pekuwon. Menurut dia serangan hama ini sudah meluas sekitar 500 hektare lahan di sekitar sawahnya. "Saya sudah melakukan penyemprotan selama tujuh kali. Tapi hama itu masih menyerang dengan ganas," terangnya.

Ia mengaku memiliki lahan satu hektare dan sudah berusaha menaburkan pupuk kandang dan abu jerami. Hasilnya, hama bisa teratasai tapi tidak seluruhnya. Sehingga, dipastikan dari hasil panen yang biasanya mencapai 7 ton, bisa berkurang 2 ton lebih. "Saya beri pupuk malah kering," jelasnya. (Nanang Fahrudin/Sindo/hsp)

Yah.... Nasib..!!!!

About This Blog

Photobucket

Cek Tagihan PLN

blog tutorial
Powered By Blogger

Gabung Yuk...!

Test Form

Name:
Email Address:
Alamat Web
Berapa usia anda...? Dibawah 17 th
Antara 17 s/d 30th
Diatas 30 th
Apa jenis kelamin anda Pria
Wanita
Baina huma
Apa pendapat anda tentang blog ini..? Sangat kami harapkan, saran, kritik, maupun pendapat anda. silahkan ketik pada kolom disamping ini

free forms

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP