Minta Dibuatkan Kopi, Tewas Gantung Diri
Soko Tuban
TUBAN - Desa Prambon Tergayang, Kecamatan Soko gempar. Manidi, 55, warga desa setempat kemarin (3/9) siang ditemukan tewas tergantung di tampar plastik yang terikat dengan blandar kamarnya.
Jasad korban ditemukan Warpuah, 50, istrinya sekitar pukul 11.30. Sebelum gantung diri, sekitar 30 menit sebelumnya Manidi minta istrinya untuk dibuatkan kopi. Saat kopi hendak disajikan, bapak dua anak tersebut justru menghilang. Warpuah kemudian mencari suaminya di belakang dan depan rumah.
Karena tidak ditemukan, dia kemudian melanjutkan pencarian ke dalam kamarnya. Betapa terkejutnya Warpuah mendapati suaminya yang baru beberapa menit bercengkerama dengannya tergantung di atas blandar kamar. Tali yang digunakan menggantung tampar warna kuning.
Kapolsek Soko AKP Nur Asyik yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, korban mengikatkan tampar plastik kuning dengan blandar kamar yang berketinggian sekitar 270 cm dengan cara naik ke dipan bambu. Setelah itu, ujung lain tampar tersebut diikatkan ke lehernya. ''Setelah itu, dia menjatuhkan diri,'' kata dia.
Diterangkan Nur Asyik, dari hasil pemeriksaan keluarganya, diketahui selama setahun terakhir Manidi sakit ingatan atau stres. ''Bisa jadi, ini yang menjadi pemicu dia bunuh diri,'' tandas dia.
Mantan Kapolsek Widang ini lebih lanjut mengatakan, dari hasil visum et repertum terhadap jasad korban dipastikan tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Indikasi kematian Wanidi akibat bunuh diri diperkuat dengan keluarnya sperma dan tinja dari kemaluan dan anusnya. Juga, lidah sedikit terjulur. (ds) Radar Bojonegoro
TUBAN - Desa Prambon Tergayang, Kecamatan Soko gempar. Manidi, 55, warga desa setempat kemarin (3/9) siang ditemukan tewas tergantung di tampar plastik yang terikat dengan blandar kamarnya.
Jasad korban ditemukan Warpuah, 50, istrinya sekitar pukul 11.30. Sebelum gantung diri, sekitar 30 menit sebelumnya Manidi minta istrinya untuk dibuatkan kopi. Saat kopi hendak disajikan, bapak dua anak tersebut justru menghilang. Warpuah kemudian mencari suaminya di belakang dan depan rumah.
Karena tidak ditemukan, dia kemudian melanjutkan pencarian ke dalam kamarnya. Betapa terkejutnya Warpuah mendapati suaminya yang baru beberapa menit bercengkerama dengannya tergantung di atas blandar kamar. Tali yang digunakan menggantung tampar warna kuning.
Kapolsek Soko AKP Nur Asyik yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, korban mengikatkan tampar plastik kuning dengan blandar kamar yang berketinggian sekitar 270 cm dengan cara naik ke dipan bambu. Setelah itu, ujung lain tampar tersebut diikatkan ke lehernya. ''Setelah itu, dia menjatuhkan diri,'' kata dia.
Diterangkan Nur Asyik, dari hasil pemeriksaan keluarganya, diketahui selama setahun terakhir Manidi sakit ingatan atau stres. ''Bisa jadi, ini yang menjadi pemicu dia bunuh diri,'' tandas dia.
Mantan Kapolsek Widang ini lebih lanjut mengatakan, dari hasil visum et repertum terhadap jasad korban dipastikan tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Indikasi kematian Wanidi akibat bunuh diri diperkuat dengan keluarnya sperma dan tinja dari kemaluan dan anusnya. Juga, lidah sedikit terjulur. (ds) Radar Bojonegoro