Hidram pompa air tanpa listrik & tanpa bahan bakar
Soko Tuban
mungkin bermanfaat buat yang tinggal didesa seperti saya. Yang jauh dari sumber air..!!!
mau lihat detailnya di halaman tetangga Versi kulon KLIK DISINI Versi Indonesia KLIK DISINI
KUMPULAN BERITA,CERITA,DATA & FAKTA
Soko Tuban
mungkin bermanfaat buat yang tinggal didesa seperti saya. Yang jauh dari sumber air..!!!
BOJONEGORO--MI: Penambangan pasir dengan cara mekanik di perairan Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, pada musim kemarau ini kembali marak.
"Penambangan pasir itu semakin membahayakan, karena tidak hanya merusak dasar sungai dan tebing, tetapi juga mengancam keamanan jembatan yang ada," kata Koordinator Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Moelyono Jumat (23/5).
Berdasarkan pendataan tim Balai PPSDAW Bengawan Solo, Perum Jasa Tirta I dan Bagian Pertambangan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, pada Mei lalu jumlah penambangan mekanik di perairan Bengawan Solo itu mencapai 77 mekanik dengan melibatkan 255 truk pengangkut pasir.
Lokasi penambangan itu berada di sejumlah desa di Kecamatan Ngraho sebanyak 50 mekanik, di Desa Pagerwesi dan Banjarsari Kecamatan Trucuk delapan mekanik, di Desa Kalirejo dan Semanding Kecamatan Kota Bojonegoro sembilan mekanik, di Desa Simo, Kendalrejo dan Mojoagung Kecamatan Soko Tuban, 10 mekanik.
Menurut Moelyono, di wilayah Kecamatan Kota Bojonegoro penambangan pasir mekanik tersebut hanya berjarak sekitar 100 meter, dari jembatan Kalikethek dan Glendheng, juga dekat dengan jaringan distribusi pipa minyak milik Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Jawa yang ditanam di Bengawan Solo.
Di Kecamatan Ngraho, lanjutnya, akibat penambangan pasir dengan mekanik tersebut bisa dilihat dari rusaknya dasar sungai, juga mesin pompa bantuan Jepang rumahnya terancam longsor, karena mulai menggantung.
Moelyono mengakui menertibkan kegiatan penambangan pasir mekanik di Bengawan Solo sulit dilakukan, karena berbagai ketentuan yang mengatur kurang menunjang adanya penertiban itu. Operasi gabungan yang pernah dilakukan di tahun sebelumnya, penambang mekanik yang tertangkap tidak ada yang pernah diproses di pengadilan, katanya.
Dan lagi, penertiban hanya bisa dilakukan oleh Kantor Dinas Pengairan PU Provinsi Jawa Timur yang memiliki wilayah Bengawan Solo berdasarkan Perda yang ada. "Karena itu dalam waktu dekat ini kami akan berkirim surat kepada Kantor Dinas Pengairan PU Jawa Timur, agar ada penertiban," katanya.
Dari hasil pemantuan tim, katanya, penambangan mekanik tersebut pasirnya tidak hanya dimanfaatkan lokal, tetapi juga dikirim ke luar daerah, mulai Ngawi, Madiun, hingga Magetan.
Secara terpisah, seorang warga Desa Banjarjo Kecamatan Kota Bojonegoro, Sutomo, menyatakan di perairan Bengawan Solo di Banjarejo semula ada sejumlah penambangan mekanik. Tetapi, karena menimbulkan longsornya tebing Bengawan Solo juga suara bising, akhirnya masyarakat setempat beramai-ramai memprotes. "Mereka sekarang pindah ke bagian utara, yakni di Desa Banjarsari," katanya.
Para pedagang eceran bahan bakar minyak di Bojonegoro dan Tuban mengakali stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang melarang membeli bensin menggunakan jeriken dengan sepeda motor bertangki besar.
Dari pantauan wartawan sebuah harian terkemuka, mereka menggunakan sepeda motor dengan tangki yang bisa menampung minyak 12 hingga 13 liter. Dengan cara itu, mereka bahkan bisa melakukan pembelian berkali-kali dan berganti-ganti SPBU. Cara itu ditempuh semenjak SPBU melarang pembelian menggunakan jeriken.
Hasil pembelian dengan tangki besar kemudian disedot untuk dipindahkan ke botol berisi 1 liter. "Ya, kami menggunakan cara seperti ini agar bisa mendapatkan bensin," kata Ny Warni, pedagang bensin eceran di Kecamatan Soko, Tuban, dua pekan lalu. SUJATMIKO
Soko Tuban
Tuban,Gresiknews - Para korban banjir di Kabupaten Tuban, menilai pemerintah pusat dan Pemprop Jatim dinilai telah melakukan kebohongan publik, terkait recovery korban bencana banjir Bengawan Solo. Terbukti hingga saat ini janji pemberian dana perbaikan rumah rusak khusunya dikabupaten Tuban hingga saat ini tidak kunjung cair..
Sementara pihak pemerintah kabupaten (Pemkab) Tuban hingga kini juga menunggu kepastian dari pusat maupun pemprov. Pemkab juga telah mengajukan skema perbaikan rumah ke pusat, namun hingga kini juga belum ada jawaban. Dari data yang dapat dihimpun Gresiknews, akibat banjir yang berlangsung sejak awal Januari 2008 hingga Maret lalu, sebanyak 480 unit rumah di wilayah Kecamatan Parengan, Soko, Rengel, Plumpang dan Kecamatan Widang rusak. Dari jumlah tersebut sebanyak 70 unit rusak
berat dan ambruk, kerusakan sedang sebanyak 156 unit dan rusak ringan 254 unit rumah.
Sejumlah korban banjir di wilayah Widang menyatakan, sampai saat ini belum ada bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak. Warga pun hingga kini membiayai sendiri perbaikan rumahnya. Termasuk gotong royong diantaranya para korban banjir yang merendam 15 dari 16 desa di kecamatan itu.
“Katanya akan ada bantuan dari pemerintah, namun sampai saat ini belum turun,” Kata Zainudin Asrori warga di Desa Simorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban saat ditemui kemarin. Sementara, Camat Widang Bambang Dwijono juga mengakui, jika wilayahnya termasuk paling parah dalam banjir di penghujung 2007 ini. Banjir akibat jebolnya tanggul Bengawan Solo di Dusun Brahu, Desa Tegalrejo ini telah meluluh lantakkan lahan pertanian dan tambak air tawar di wilayahnya.
“Kerusakan akibat banjir paling parah memang di wilayah Widang,” kata Camat Widang Bambang Dwijono, kepada Gresiknews.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Tuban Heny Relawati RW, melalui Kasi Humas Pemkab Tuban Sukristiono mengatakan, sekalipun dana bantuan recovery rumah rusak akibat banjir dari pusat belum turun, namun Pemkab Tuban telah mengagendakan bantuan perbaikan rumah. Termasuk sejumlah fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, gedung sekolah dan tempat ibadah yang rusak akibat banjir.
“Terkait bantuan dari pusat dan provinsi, kami masih menunggu hasil pengajuan skema perbaikan yang telah disampaikan ke pusat. Kami juga selalu mendesak agar masalah recoveri korban banjir dari pusat segera terealisasi,” katanya. (KH)
Keterangan Foto : Rumah Rusak_Beberap rumah penduduk yang rusak akibat banyir yang
hingga saat ini belum ada penanganan dari pemerintah. (Khoirul Huda)
Soko Tuban
Penjahat Spesialis Pencuri Rumah Ditembak
TUBAN-Petualangan Riyani, 35, penjahat spesialis penjarah rumah Rabu (14/5) petang lalu menyerah setelah ditembak betis kanannya oleh Unit Reskrim Polsek Soko. Versi polisi, dia ditembak saat berusaha kabur dalam penggrebekan di rumahnya Desa Pekuwon, Kecamatan Rengel. Tembakan inilah yang membuat Riyani terjungkal.
Sebelum membekuknya, polisi lebih dulu mengamankan Santo, 24, penadah barang hasil jarahannya. Dia ditangkap di jalan kampung rumahnya Desa Gununganyar, Kecamatan Soko.
Sebagai barang bukti, untuk sementara polisi mengamankan dua ponsel. Sebagian besar hasil pencurian tersebut telah dijual pelaku.
Kapolres Tuban AKBP Jebul Jatmoko melalui Kapolsek Soko AKP Kusrin menyatakan, dari hasil penyelidikan diperkirakan Riyani telah mencuri pada 25 tempat kejadian perkara (TKP). Dari jumlah tersebut 16 di antaranya telah diakuinya. Pencurian tersebut antara lain terjadi di Desa Prambon, Jegulo, Bangunrejo, dan Sokosari, seluruhnnya di Kecamatan Soko. Berikutnya, Desa Karangtinoto dan Bulu, keduanya di Kecamatan Rengel. Diterangkan Kusrin, modus operandi pelaku adalah masuk rumah dengan cara mencongkel pintu atau jendela belakang rumah. Biasanya, dia beroperasi pada malam hari. "Setelah masuk rumah, pelaku menguras harta korbannya," tandas dia.(ds)
sumber RADAR BOJONEGORO
Pengembangan Blok Cepu Ada indikasi Blora akan ditinggal
BLORA - Pengembangan Blok Cepu dan multi player effeckuntuk Blora, hingga Kamis (29/3), masih belum jelas, bahkan ada kecenderungan ditinggalkan, seperti kantor Mobil Cepu Ltd (MCL), anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI), yang akan berpindah ke Bojonegoro (Jatim).
Tidak hanya sarana fisiknya, perekrutan tenaga gemanya juga tidak ada, sebab ada indikasi kuat dilakukan di Jawa Timur sehingga kemungkinan besar akan didominasi calon tenaga kerja (canaker) setempat.
Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pipanisasi serta helipad yang dana awal jutaan dolar lebih, menurut sumber Wawasan di Bojoengoro, semuanya juga fokus di Jatim.
"Untuk kantor MCL berlokasi di Jl Untung Suropati, Bojonegoro, jadwalnya selesai dibangun oleh PT Bangkit Bangun Sarana (BBS) April 20007," ungkap sumber tadi.
Selain kantor MCL, di Bojonegoro juga dibangun base camp karyawan MCL, lokasinya di wilayah Kecamatan Kalitidu (utara Lapangan Migas Banyuurip), dengan perkiraan awal berada di atas tanah seluas dua hektar.
Sedangkan projek pipanisasi untuk lalu lintas minyak mentah (crude oil) melewati Pelabuhan Tuban, sudah dilakukan pemaparan antara BP Migas, MCL (EMOI) yang dihadiri Bupati Tuban Haeny Relawati dan pejabat Bojonegoro minus pejabat Blora.
Pipanisasi sepanjang 74 kilometer itu, sudah direncanakan bakal melewati sekitar enam kecamatan di Tuban (Soko, Plumpang, Rengel, Palang, Semanding dan Widang).
Pejabat BP Migas, Suhadi Sukarna (advisor) dan Brian Boles (GM MCL) ketika acara koordinasi dengan Pemkab Tuban, menyebutkan bahwa pipapipa migas itu tidak bakal menggangu lingkungan karena masuk di kedalaman tanah 2-3 meter.
Temui Menteri ESDM
Untuk Bojonegoro, pipanisasi itu akan menerjang lima wilayah Kecamatan Kalitidu, Dander, Kapas, Ngasem nyambung sampai Tuban, Jawa Timur. Sementara kontribusi untuk Blora dari Blok Cepu sejauh ini masih blank, stagnan dan belum ada kepastian bentuknya apa, kecuali bagi hasil yang diatur pusat.
Demikian juga dengan lapangan udara (Lanud) Ngloram, Cepu, yang jaraknya sekitar 10-15 menit perjalanan dari Lapangan Migas Banyurup, sejauh ini belum ada kabar yang jelas, sebab ExxonMobil Oil Indonesia juga lebih memilih di sekitar sumur.
Indikasi Blora (Jateng) ditinggal dalam pengembangan fisik (infrasturktur) mulai terlihat. Gubernur Jawa Tengah, H Mardiyanto, menyatakan fokus pengembangan Blok Cepu di Bojonegoro (Jatim), sedang dipantau.
"Kami sudah menemui Menteri ESDM, sudah kami sampaikan agar pengembangan wilayah Blok Cepu harus ada pemerataan, " ungkapnya ketika ditemui Wawasan di Tegal baru-baru ini. K-9/ar
sumber wawasandigital
Soko Tuban
Kapanlagi.com - Proses evakuasi dua pekerja penggali batu kapur, Riyanto (20) dan Riyadi(18) keduanya warga Desa Jegulo Kecamatan Soko, Tuban, Jawa Timur, yang diperkirakan tewas tertimbun batu kapur, hingga Kamis (1/5) petang, masih belum bisa dilakukan.
Keduanya, diperkirakan tertimbun longsoran, karena semalaman tertidur di lokasi penggalian batu kapur di Dusun Layut, Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang.
Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Effendi Loebis menyatakan, proses evakuasi dua warga yang tertimbun batu kapur tersebut masih belum bisa dilakukan, karena lokasinya kritis, cenderung longsor.
Proses evakuasi masih dibahas petugas Polsek Palang dengan masyarakat. "Informasinya keduanya tidur di dalam gua batu kapur itu, dan kemudian longsor," katanya.
Keterangan yang diperoleh menyebutkan, dua kakak beradik Riyanto dan Riyadi, sejak Rabu (30/4) malam bekerja lembur di lokasi itu. Diperkirakan, Kamis (1/5) dini hari pukul 04.30 WIB bukit kapur di lokasi itu longsor, akibat sejak sore hari diguyur hujan yang berlangsung beberapa jam.
Di dekat lokasi longsoran, pagi harinya warga menemukan celana pendek dan handuk milik kedua korban. Menurut Kapolsek Palang, AKP Nursento, sebelum runtuhnya bukit kapur itu, pada malam hari, keduanya di dalam gua kapur bersama-sama dengan pekerja lainnya minum kopi.
Karena hujan, pekerja lainnya pulang ke rumahnya, sedangkan yang tertinggal hanya Riyanto dan Riyadi. Pagi hari itu (1/5) warga mendengar suara bergemuruh, setelah para pekerja dicek yang tidak ada Riyanto dan Riyadi.
Menurut dia, lokasi bukit kapur yang longsor panjangnya 75 m dengan ketinggian 50 m. Lokasi tersebut sekarang dipasang garis tidak boleh ada orang masuk dengan memasang papan larangan.
"Sejak siang hingga sore hari ini masih hujan," katanya menambahkan.
Akibatnya, proses evakuasi masih belum bisa dilakukan, menunggu situasi aman. "Rencananya untuk evakuasi mendatangkan alat berat," katanya. (*/boo)
Read more...
© Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008
Back to TOP