bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

Sabtu, 31 Juli 2010

Sawi, Dukun Aborsi yang Praktiknya Dibongkar Polisi

Soko Tuban
Andalkan Dua Batu Bertuah dan Minyak Goreng

Nama Sawi sebagai dukun aborsi di Desa Tengger, Kecamatan Kerek, sudah lama dikenal. Teknis menggugurkan kandungan pasiennya pun tergolong unik. Yakni, memadukan teknis pijat dan meminum air dari rendaman dua batu bertuah yang dicampuri minyak kelapa.

DWI SETIYAWAN, Tuban
 
KEMAMPUAN Sawi untuk mengingat sesuatu tampaknya sudah payah. Jangankan awal mulai praktik perdukunan, umurnya sendiri pun tak diingat. Selama diwawancarai koran ini di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tuban Selasa (27/7) siang, dia berkali-kali mengerutkan dahinya untuk mencoba memanggil kembali memori di otaknya.

Ekspresi lain yang khas adalah memainkan ujung bagian kanan bawah kebayanya. Dua ekspresi itulah yang berulang-ulang dilakukan wanita yang seluruh kulitnya berkeriput ini. Saat ditanya umurnya, Sawi dua kali menyebut berbeda. Pertama, dia mengaku 55 tahun. Tak berselang lama, Sawi menyebut 65 tahun. Salah satu hal yang masih diingat dia adalah teknis menggugurkan kandungan ala perdukunannya.

Sawi mengungkapkan, dalam menangani pasiennya yang ingin kandungannya diaborsi, dirinya sangat berharap dari dua batu kecil yang diyakininya sangat bertuah. Batu yang ditemukan pada dua makam punden yang dikeramatkan di desa setempat sekitar tahun lalu itulah yang jadi andalannya. "Saya mendapat petunjuk mimpi menggunakan batu itu untuk menolong orang," tegas nenek satu anak dan satu cucu ini.

Petunjuk mimpi itulah yang rutin dipratikkan setiap kali menangani wanita hamil yang minta janinnya digugurkan. Urutannya, dia mengambil minyak kelapa untuk diteteskan pada dua batu bertuahnya. Setelah itu, barulah kedua batu tersebut dicemplungkan ke dalam gelas berisi air. Air inilah yang diminumkan kepada pasien setelah lebih dulu batunya diambil.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, minyak kelapa banyak digunakan dukun beranak untuk memudahkan proses persalinan ibu melahirkan akan ditangani. Cara menggunakan minyak ini sama dilakukan Sawi, yakni mencampurkan dalam minuman. Tapi benarkah minyak kelapa teruji secara medis menggugurkan kandungan? Ini yang tidak pernah ada dalam referensi dunia kedokteran.

Sedangkan untuk membunuh janin yang menempel di rahim, Sawi menggunakan teknis pijat seperti dilakukan dukun aborsi lain yang pernah diungkap polisi. Sejumlah tetangga Sawi mengungkapkan, selain diminumi air bertuah, pasien aborsi juga dipijat perutnya. Kepada polisi, mereka mengatakan, wanita hamil yang ditangani tidak langsung janinnya keluar. Namun, butuh waktu relatif lama rata-rata satu bulan.

Keterangan warga itu klop dengan hasil pemeriksaan Uswatun, pasien yang diamankan petugas di tempat praktik Sawi. Dia mengatakan, selama sepekan menginap, setiap hari perutnya diurut. Setelah itu, dia pulang satu minggu. Pekan berikutnya, dia balik lagi dan menginap. Karena masih proses, janinnya belum keluar.

Namun, pengakuan itu tak diakui Sawi. Dia mengatakan, dirinya memang bermaksud mengupayakan gugurnya kandungan pasien-pasiennya. Itu pun baru proses dan belum membuahkan hasil. Sawi juga menampik dirinya menggunakan teknis pijat. "Pijat bukan untuk pasien yang hamil," kata wanita yang tak pernah mengenyam bangku sekolah ini.

Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah di Desa Tengger, Kecamatan Kerek yang diduga dijadikan tempat praktik dukun pijat aborsi, Senin (26/7) petang digerebek Unit Opsnal I Satreskrim Polres Tuban. Selain menciduk Sawi, pemilik rumah sekaligus dukun aborsi, polisi juga mengamankan tiga wanita hamil yang jadi pasiennya. Mereka, Hidayah, 20; warga Kecamatan Parengan yang hamil 6 bulan; Uswatun, 22, asal Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan (5 bulan); dan Kustantiah, 21, Desa Sokosari, Kecamatan Soko (5 bulan). Sebagai barang bukti, polisi mengamankan dua batu yang dipakai untuk prosesi menggugurkan kandungan dan sebuah botol minyak goreng.

Praktik aborsi Sawi diperkirakan berlangsung lama. Pasiennya tidak hanya dari Tuban, namun dari sejumlah daerah di luar kota. Tarifnya Rp 4 juta per pasien. Wanita yang jadi pasiennya tidak hanya yang hamil muda. Mereka yang hamil tua, 7-8 bulan, pun dapat ditangani. Pasien yang meminta janinnya digugurkan adalah yang kehamilannya tidak dikehendaki. Sebagian besar hasil hubungan gelap. (*/fiq)  Radar Bojonegoro

Read more...

Senin, 12 Juli 2010

Isyu Penculikan Anak

Soko Tuban 
TUBAN - Merebaknya isu penculikan anak di Tuban meresahkan sebagian masyarakat. Gejala itu setidaknya bisa dirasakan dari kekhawatiran orang tua untuk melepas anaknya bermain di luar rumah.
Merebaknya isu penculikan anak santer diembuskan melalui pesan singkat (SMS) dan obrolan. Selama sepekan terakhir, wartawan koran ini mendapatkan lima SMS bernada ancaman penculikan dari nomor yang berbeda.
Isinya, mohon diimbau kepada masyarakat Tuban dan sekitarnya bagi yang punya anak kecil agar berhati-hati dengan orang yang naik mobil APV silver L 185X GU. Tolong diwaspadai dan disebarluaskan ke TK dan SD. Sudah hampir terjadi korban penculikan di (menyebut salah satu kecamatan) tadi sore. Mobil ini menaikkan 2 anak kecil dan 3 di antaranya ditemukan mati dengan organ tubuh hilang mengenaskan. Info ini dari Kanit Serse (menyebut salah satu Polres) nomor ponsel 081216626xxx. Sebarkan segera berita ini sebelum ada korban lagi.
Sementara obrolan penculikan sering terdengar di perkampungan. Tak jelas dari mana sumber isu penculikan yang merebak melalui SMS maupun obrolan tersebut. Merebaknya isu ini mengakibatkan para orang tua dihinggapi rasa cemas setiap kali anaknya bermain di luar rumah. Sebagian di antaranya yang ketakutan berlebihan melarang anak-anaknya bermain di luar.
''Biasanya anak saya perbolehkan bermain di luar gang kampung. Sekarang di rumah saja,'' kata Nurul, warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban.
Isu ini juga berakibat sejumlah pos keamanan lingkungan (poskamling) di sejumlah kawasan Kota Tuban meningkatkan pengamanan.
Kapolsek Tuban AKP Yani Susilo mengakui, merebaknya isu penculikan anak di wilayah hukumnya. Terkait isu tersebut, dirinya sering mendapat pertanyaan dari masyarakat tentang kebenaran kabar itu. Menurut Yani, kabar penculikan tersebut hanyalah isu. Karena itu, masyarakat tidak perlu menanggapinya terlalu serius sehingga merasakan keresahan yang berlebihan.
Mantan Kapolsek Ngraho, Bojonegoro ini menambahkan, tidak ada salahnya masyarakat meningkatkan pengamanan di lingkungannya dan meningkatkan kewaspadaan. Terkait isu tersebut, Polsek Tubah sudah melakukan deteksi dini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (ds)Radar Bojonegoro

Read more...

Kamis, 01 Juli 2010

Isu Penculikan Anak di Bawah 10 Tahun Gegerkan Warga

Soko Tuban
Dua hari lalu ada sms masuk, (maklum Aku lagi mengungsi di Surabaya)sayang sudah ku hapus karena kuanggap hanya isyu dan gak begitu penting. dari mantan pacarku (sekarang dah jadi istri) seandainya sekedar kenal dan kirim salam itu di bilang pacaran. hehe. yang jelas saat ini dia_lah (menurutku), satu-satunya orang yang dengan setia menunggu kehadiranku(semoga)  Disamping kedua Buah hatiku yang tercinta InsyAllah. isinya kurang lebih begini. ( SMS sebenarnya dalam bahasa jawa) Dari Polsek Bojone goro Plat Nomor mobil Penculik Anak L.......(sudah lupa) Sekedar memancing mungkin ada yang salah ku balas SMS tersebut. Kok polres Bojonegoro Tahu nomormu?( Semenjak Peristiwa SMS TEROR yang ku ceritakan dulu itu Nomor hp mantan pacarku di ganti dan tidak sembarangan orang di kasih, termasuk tidak mengisi pulsa Elektrik di sembarang counter penjual pulsa) Jawabnya. INi tadi info dari  Janda sebelah rumah.. tadi anak Gambor (Nama sebuah dusun dikampungku) mau di culik di sebelah timur sekolahan SD (" lokasinya memang sepi jarak antar pedukuhan Hampir satu kilo meter terbentang di tengah persawahan dengan jalan ber kelok") sudah dinaikan sepedah motor. anaknya teriak-teriak, ketahuan suaminya kom (tetanggaku) kemudian anak itu dilepaskan. Lalu kubalas " Yang menculik orang berapa?". Dijawab.Gak ngerti Aku cuman dengar dari tetangga, Gak lihat sendiri. Tapi Aku di SMS .......(ponakan istriku) anak Njalin (sebuah kampung di desa sebelah) dan anak Jati (Nama sebuah Desa) yang kabarnya hilang belum ketemu. ku abaikan SMS itu. Dan karena memory hp dah penuh delet aja semua SMS yang keluar maupun masuk, Sampai tadi pagi aku di SMS lagi, Anak Jati yang hilang ketemu dibuang di sungai. Jantung, Hati & Ampelanya hilang.Ditinggali uang satu juta."Astaghfirrullah" Setengah tidak percaya aku membaca SMS ter sebut "Benarkah...?!?!?!!!" Karena penasaran. maka kubalas dengan pertanyaan. Dibuang dikali mana Ma? Jawabnya Singkat. Gak ngerti. Nah Kan...?(Gak ngerti lagi) semoga saja tidak bener bener kejadian seperti itu. kuteruskan pertanyaanku. Sampean Dikasih Tahu siapa...? Dijawab. .............(Menyebut nama tetanggaku) Jadi penasaran Benar atau tidak ya...? Atau barang kali memang aku yang ketinggalan berita, kulihat situs web radar bojonegoro...? Hasilnya nihil. Gak ada berita tentang penculikan. Ahirnya seperti biasa . Merapal aji pamungkas sun matak aji goggling dengan kata kunci penculikan soko tuban Hasilnya......? silahkan klik kata kunci diatas. pada baris teratas search engine tersebut terpampang ringkasan Berita yang aku cari ("Aku memang sudah ketinggalan Berita") dan setelah masuk Webnya Terdapat berita seperti ini.

TUBAN – Isu penculikan anak di bawah usia 10 tahun dengan motiv ritual sepekan belakangan beredar luas di wilayah Kabupaten Tuban.
Dugaan penculikan guna kepentingan ritual pesugihan, kesaktian termasuk pula untuk tumbal proyek itu, lantaran percobaan penculikan ini tidak diikuti dengan pesan, baik melalui SMS (short massage service) lewat ponsel maupun pesan lainnya, dengan meminta tebusan uang kepada keluarga korban.
Tengara penculikan dengan sasaran bocah yang masih duduk di bangku SD tersebut, dikuatkan dari serangkaian upaya merenggut paksa terhadap para anak-anak di Kecamatan Kota Tuban, Semanding, Rengel, Soko, Tambakboyo, Widang, Plumpang, serta beberapa kawasan di Tuban belahan barat seperti Kecamatan Jatirogo, Parengan, Senori dan Kecamatan Kerek yang berada di kawasan PT Semen Gresik (PT SG) pabrik Tuban.
Walau pun belum sempat ada anak-anak yang berhasil dibawa kabur penculik, bukan berarti lantas membuat para orang tua yang ada di Bumi Wali-sebutan lain Kota Tuban- tak mengambil sikap.
“Justru situiasi seperti inilah yang harus diwaspadai para orang tua. Kaena bisa jadi isu penculikan terhadap ank-anak itu dihembuskan sendiri oleh komplotan penculik sebagai uaha menciptakan situasi horor di tengah masyarakat,” kata Ketua LSM WAR (Wahana Aspirasi Rakyat) Tuban, Bambang Lukmanto.
Menurut aktifis kemanusiaan, lingkungan dan hukum ini, para orang tua dengan anak-anak yang mauk target penculikan harus lebih ekstra hati-hati terhadap semua orang asing di lingkungan sekolah maupun lingkungan di mana mereka tinggal.
Mengantisipai agar tak membuat situasi semakin horor, saat ini Bambang dengan para relawannya tengah melakukan penelusuran terkait kebenaran isu penculikan tersebut. Dengan begitu, dia berharap segera mendapatkan akurasi data yang digali di lapangan. Termasuk mencari tahu siapa sejatinya yang mengembuskan isu di tengah kecanggihan informasi saat ini, serta motif di sebaliknya.
Sementara, keheningan pagi awal musim kemarau di Dusun Tawangsari, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, sedikit terusik menyusul muncul kabar adanya usaha penculikan terhadap salah seorang anak usai mengikuti pengumuman kenaikan kelas di SDN Ngadirejo II akhir pekan kemarin.
Keterangan warga, beruntung siswa cewek yang baru saja naik naik ke kelas 4 ini tergolong mujur. Saat berpisah pulang dari rombongan siswa lain pasca pengumunan kenaikan perawan kencur ini dicegat serombongan orang tak dikenal dengan mengendarai Phanter warna silver berplat nomor L.
Masih keterangan warga, semula salah satu dari lima lelaki itu menanyakan rumah kepala desa. Karena mengaku bingung dengan keterangan bocah yang tinggal di bantaran Bengawan Solo, para rombongan yang diduga berasal dari Surabaya berdasar plat nomor kendaraan yang ditumpanginya, berusaha membujuk gadis kelas 4 SD itu naik Phanter menuju rumah kepala desa dengan memberinya sebatang permen coklat jenis Silver Queen.
Namun baru saja rombongan akan beranjak masuk mobil mendadak muncul sejumlah warga yang baru saja pulang dari sawah. Karena curiga, para petani ini berusaha meminta penjelasan akan diajak kemana gadis kecil itu.
Kecurigaan warga kian menjadi, karena belum sempat memperoleh jawaban mendadak mobil Phanter yang mengangkut rombongan lelaki berpenampilan flamboyant itu sudah keburu kabur.
“Padahal, saat itu sama sekali tak terlintas di benak kami bahwa mereka adalah orang-orang yang diduga akan melakukan penculikan. Informasi itu baru kami dengar dari Pak Kades setelah kami melaporkan kejadian tersebut,” terang sejumlah warga saat rehat makan siang di Dusun Tawangsari.
Sayangnya, warga tak sempat menghafal plat nomor kendaraan yang ditumpangi orang-orang mencurigakan itu, karena konsentrasinya hanya menyelamatkan bocah yang baru saja naik kelas 4 tersebut.
“Yang ada dalam pikiran kami saat itu bagaimana agar bocah SD ini tak jadi dibawa rombongan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah datang ke desa kami. Tapi yang pasti kami tak pernah berpikir bahwa mereka adalah orang-orang jahat,” imbuh warga. sumber (maiwanews).

"Terahir Info yang berhasil terhimpun bahwa kabar adanya anak yang dibunuh dibuang di kali dan diambil hati jantung dll serta ditinggali sejumlah uang, di desa Jati Hanya isyu !!!"

Read more...

About This Blog

Photobucket

Cek Tagihan PLN

blog tutorial
Powered By Blogger

Gabung Yuk...!

Test Form

Name:
Email Address:
Alamat Web
Berapa usia anda...? Dibawah 17 th
Antara 17 s/d 30th
Diatas 30 th
Apa jenis kelamin anda Pria
Wanita
Baina huma
Apa pendapat anda tentang blog ini..? Sangat kami harapkan, saran, kritik, maupun pendapat anda. silahkan ketik pada kolom disamping ini

free forms

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP