bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

Selasa, 30 Juni 2009

Minta Lokasi Distribusi Elpiji Dipindah

Soko Tuban
TUBAN- Setelah Satreskrim Polres Tuban mulai mengusut dugaan pungutan liar (pungli) dalam program konversi mitan ke elpiji. Kini pemkab sebagai fasilitator program konversi ini tidak mau tinggal diam.

Kabid Perdagangan Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban Budi Wiyana mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati jika dimintai pungutan uang oleh oknum perangkat desa. ''Sebab ini (tabung dan kompor gas,red) semua gratis. Kami sudah imbau saat sosialisasi agar masyarakat proteksi terhadap pungli,'' terangnya. Sehingga, dengan kesadaran masyarakat, pungli tidak terulang kembali. Dia menjelaskan, selain itu, pihaknya juga sudah berkoordiansi dengan pihak pertamina agar saat pendistribusian tidak dilakukan di balai desa masing-masing desa. Namun, lanjut Budi, pendistribusian dilakukan di sekitar lingkungan rumah warga. ''Paling tidak 50 meter dari rumah warga. Jadi, kalau ada yang mau mungut itu tidak bisa, sebab jaraknya terlalu dekat,'' akunya.

Disinggung tentang sejumlah kompor gas yang mengalami kerusakan, pihaknya dengan pertamina sudah siap untuk mengganti. Prinsipnya, lanjut dia, Pertamina melalui konsultan akan memperbaiki bahkan mengganti sesuai tingkat kerusakan.

KOnversi mitan ke elpiji, Tuban mendapatkan jatah 292 ribu paket elpiji dan kompor gas. ''Jumlah ini bisa bertambah, menyesuaikan keadaan dilapangan,''tandasnya. (zak)(Radar Bojonegoro )

Read more...

Kembali, Pelajar Tenggelam di Bektiharjo

Soko Tuban
TUBAN-Pemandian Bektiharjo di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding kemarin (29/6) sore kembali meminta tumbal. Kali ini korbannya, Abdul Rouf, 16, pelajar kelas 1 SMKN I Singgahan. Dia adalah pelajar kedua yang jadi korban tenggelam di pemandian yang dikenal angker tersebut. Korban sebelumnya, Nawan Nur Rohman, 17, pelajar SMAN Bunga. Pemuda Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik ini tenggelam saat rekreasi bersama keluarganya pada 10 April 2009.

Tenggelamnya Rouf di pemandian alam ini dinilai janggal. Sebeb selama ini, pelajar asal Desa Wanglu Kulon, Kecamatan Senori ini pandai berenang. Bahkan, Rouf sering mengajari renang temannya. Rouf diketahui diketahui saat rombongan tour sekolahnya yang diikuti 42 siswa dan 7 guru tersebut bersiap pulang. Sumber yang dihimpun wartawan koran ini tempat kejadian mengatakan, saat berada di dalam mobil, salah satu guru mengabsen jumlah siswa yang sudah masuk. Dari absen inilah diketahui tinggal Rouf yang belum masuk. Sejumlah guru dan teman korban akhirnya kembali ke tempat rekreasi tersebut dan mencari Rouf, namun pemuda tersebut tak ditemukan. Karena pencarian di daratan tak membawa hasil, sejumlah guru bersama pegawai pemandian melakukan pencarian di kolam pemandian. Di dasar kolam yang berkedalaman sekitar 3m, Rouf ditemukan.

Kapolsek Semanding AKP Mardiyah mengatakan, dari hasil pemeriksaan luar terhadap jasad korban tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. ''Kematian korban murni karena tenggelam,'' kata dia.(ds)( Radar Bojonegoro )

Read more...

Melipat Kurang Teliti, Ratusan Surat Suara Rusak

Soko Tuban
TUBAN- Sejumlah 180 surat suara pilpres di 20 kecamatan ditemukan rusak. Jumlah kerusakan itu belum total karena masih dilakukan pelipatan suara di masing-masing kecamatan. Diduga kerusakan terjadi saat pelipatan suara yang kurang rapi dan teliti. ''Ini karena saat pelipatan, jadi banyak yang sobek,'' ujar Ketua Panwaskab Tuban Minan kepada Radar Bojonegoro kemarin (29/6).

Menurut dia, masing-masing kecamatan jumlah kerusakannya berbeda-beda. Rata-rata, lanjut dia, kerusakan mencapai tujuh surat suara.

Dia menambahkan, setelah dilakukan koordinasi dengan KPUK setempat, KPUK sudah mengusulkan untuk dilakukan penggantian. ''KPUK sudah koordinasi untuk usulan penggantian ini,'' terangnya didampingi anggota pawaskab Arif Subiantoro.

Terpisah, ketua KPUK Tuban Soemito Karmani ketika dikonfirmasi wartawan koran ini membenarnya adanya kerusakan tersebut. ''Ya ada, tapi belum semua PPK melaporkan kerusakan tersebut,'' akunya. Disinggung tentang temuan panwaskab Tuban terkait pemilih ganda, Mito mengaku, pihaknya sudah mengintruksikan ke PPK dan PPS untuk melakukan validasi tentang DPT ganda tersebut.

Sementara itu, anggota KPUK Divisi anggaran dan logistik M. Heru Prapto menjelaskan, kerusakan sejumlah itu ada yang mengalami sobek, terkenan tinta dan juga terpotong. ''Ini akan kami usulkan untuk diganti,'' tegasnya. (zak)(Radar Bojonegoro )

Read more...

Digerebek, Berjudi di Kandang Sapi

Soko Tuban

TUBAN - Kalau sudah kebelet judi, sembarang tempat pun jadi. Seperti dilakukan lima warga Desa Genaharjo, Kecamatan Semanding yang digerebek Unit I Reskrim Polres Tuban saat berjudi di kandang sapi kemarin (29/6) sekitar pukul 07.30. Dalam penggerebekan tersebut, dua penjudinya ditangkap. Mereka Tarmani, 56, dan Idris, 49, keduanya warga desa setempat. Sebagai barang bukti, polisi mengamankan uang taruhan 227 ribu dan 2 set kartu domino.

Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, permainan judi tersebut dihelat sejak malam. Indikasi tersebut bisa dilihat dari ditemukannya sebuah lampu oblik atau lampu tempel di dekat arena permainan. Dia mengungkapkan, meski indikasi tersebut cukup kuat, para penjudi mengaku baru memulai permainan mengadu untung tersebut pada pagi.

Permainan judi ini diendus unit I Reskrim yang dikomando Iptu Sumardji. Begitu mendapat informasi, unit ini langsung bergerak cepat. Begitu mendekati arena judi tersebut, satuan ini langsung mengepung dengan membuat pagar betis. Saat digerebek, tiga penjudi berhasil lepas. Dua di antaranya kabur ke arah sungai. Dalam pengejaran tersebut, keduanya melompat masuk sungai dan kemudian berlari ke seberang sungai. (ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

TPS untuk Rumah Sakit Diadakan

Soko Tuban
TUBAN-Pasien dan tim medis RSUD dr Koesma Tuban pada 8 Juli nanti sudah tidak perlu repot untuk melakukan hal pilihnya dalam pilpres 2009 ini. Kini penyelenggara pemilu setempat kembali menempatkan tempat pemungutan suara (TPS) di RSUD plat merah tersebut. Sebelumnya pada pileg lalu, TPS di RSUD ditiadakan KPUK

''Ya dulu (pileg, red) nggak ada, sekarang diadakan,'' kata ketua KPUK Tuban Soemito Karmani ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin (29/6). Menurut dia, dibentuknya TPS untuk para Rata Penuhpasien ini berdasarkan peraturan KPU No 29 tahun 2009 dalam pasal 52 tentang pedoman teknis pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS dalam pilres 2009. Yang isinya TPS dapat dibentuk di rumah sakit berdasarkan DPT yang terdiri dari pemilihnya yang berdomisili disekitar rumah sakit, petugas/pegawai rumah sakit, dan pasienya yang diperkirakan pada hari pemungutan suara dirawat dirumah sakit. ''Jadi pasien, dan tim medis bisa melakukan hak pilihnya, namun dengan membawa formulir A-7 (pindah TPS),'' tegas Mito.

Sampai kemarin, terang Mito, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit setempat untuk pembentukan TPS tersebut. ''Pihak rumah sakit koordinasi dengan PPK,'' jelasnya. (zak)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Senin, 29 Juni 2009

Fitra Beber Modus Trik Gaet Dana

Soko Tuban
TUBAN - Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (Fitra) Tuban membeberkan sejumlah fakta di balik meja terkait aliran dana pemberdayaan masyarakat yang dikelola lembaga.

Dikatakan Dahkelan, koordinator Fitra Tuban, dalam banyak kasus yang terungkap, turunnya dana tersebut melibatkan broker. Mereka bisa kerja sama dengan salah satu atau lebih lembaga karena menawarkan diri. Atau, bisa juga lembaga berkepentingan yang mencarinya. ''Biasanya, di kalangan lembaga yang sudah biasa menerima, hafal siapa orang-orangnya,'' tandas dia.

Dalam kasus penyimpangan Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) di Lumajang, misalnya, terang Dahelan, kejaksaan mengungkap keterlibatan broker. Namanya saja perantara. Jasanya pun harus dibayar mahal. Nilainya pun, kata aktivis asal Widang ini, sesuai dengan persentase kesepakatan dari total dana yang diterima lembaga pengelola.

Menurut Dahkelan, temuan Kejari Tuban terhadap dana Rp 65 juta yang ditransfer Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bina Rakyat Sejahtera (BRS) Plumpang kepada pihak ketiga, sangat mungkin adalah dana broker. Dan yang tahu persis siapa dan dari mana kalangan broker tersebut adalah Pokmas BRS sendiri.

Pihak yang menjadi broker, imbuh Dahkelan, adalah orang-orang terdekat dengan instansi yang mengurusi program tersebut. Kalau itu proyek P2SEM, maka instansinya adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas).

Ditambahkan dia, dalam sejumlah kasus yang terungkap, broker tersebut bisa anggota dewan, pengurus parpol, atau orang pemerintahan sendiri.

Selain broker dalam pengucuran dana program pemberdayaan tersebut, tambah mantan ketua cabang PMII Tuban ini, di kalangan lembaga yang biasa menerima dana ''segar'' tersebut adalah jasa menjahitkan atau pembuatan proposal. ''Jasa pembuatan proposal ini juga disepakati,'' tandas Dahkelan tanpa menyebut nilai rupiahnya.

Terkadang, pembuat proposal ini juga berperan merangkap broker. Dia lebih lanjut mengatakan, sebagian besar lembaga yang menyimpangkan dana kucuran dari pemerintah tersebut adalah yang tidak berbadan hukum. Umumnya, lembaga tak berbadan hukum tersebut dibuat insidental sesuai kebutuhan dan kepentingan. Targetnya, sekedar menggaet dana tanpa pertanggungjawaban moral untuk melaksanakan program sesuai tujuan. Dia menambahkan, umumnya lembaga insidental yang dibentuk untuk menggaet dana tersebut akan bubar setelah tujuan tercapai. Atau, lembaga tersebut akan aktif kembali setelah ada proyek baru. (ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Masa Kampanye Sepi

soko tuban
TUBAN - Gaung pilpres yang tinggal dua pekan lagi belum begitu terasa di Tuban. Terbukti, sampai sekarang masih sepi hiruk pikuk kampanye. Hingga kemarin, ketiga tim kampanye yakni Mega-Pro, SBY-Boediono, dan JK-Win belum melakukan kampanye terbuka. Mereka memilih kampanye terbatas ataupun keliling.

Tim kampanye Mega-Pro Tuban misalnya, sejak 23 Juni lalu hanya melakukan kampanye keliling. ''Kami hanya kampanye keliling di setiap kecamatan. Selain itu kami langsung kampanye door to door,'' tutur ketua tim kampanye Mega-Pro Tuban, Mafudz ketika dikonfirmasi kemarin.

Tim kampanye SBY-Boediono sampai kemarin juga masih tenang-tenang saja. Ketua tim kampanye SBY-Boediono Tuban, Aris Dwi Setiawan mengatakan, pihaknya baru merencanakan kampanye keliling kota Tuban sekitar 3 Juli nanti. ''Tapi itu masih akan dirapatkan dengan teman-teman,'' kata sekretaris DPC PD itu.

Sementara tim kampanye JK-Win juga hanya melakukan kampanye terbatas. Ketua tim kampanye JK-Win Tuban, Marwan mengatakan, pihaknya dijadwalkan melakukan kampanye terbatas hingga Selasa lusa. Setiap hari, tutur Marwan, ada lima kecamatan yang ditempati untuk kampanye terbatas. Kemarin misalnya, JK-Win melakukan kampanye terbatas di wilayah Merakurak, Widang, Grabagan, Parengan, dan Jenu. ''Alhamdulillah tokoh NU dan Muhammadiyah ikut hadir mendukung,'' kata politisi Partai Golkar itu. (zak) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Minggu, 28 Juni 2009

KONI Tuban Siapkan 150 Atlet

Soko Tuban
TUBAN - Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tuban terus memantapkan persiapan untuk mengikuti Porprov II di Malang Oktober mendatang.

KONI Tuban sudah mendaftarkan 13 cabang olahraga untuk tampil dalam even tersebut. Yakni, sepakbola, basket, catur, renang, selam, pencak silat, bola voli, bulu tangkis, gulat, balap sepeda, karate, atletik, dan sepak takraw. Namun, untuk nama-nama atletnya belum didaftarkan. ''Agustus nanti nama-nama atlet baru kami daftarkan. Rencananya ada 150 atlet yang didaftarkan,'' kata seksi Litbang KONI Tuban Budi Wiyana kepada Radar Bojonegoro kemarin.

Dikatakan Budi, saat ini sejumlah cabor sudah memantapkan persiapannya dengan menggelar Training Centre (TC). Sementara beberapa cabor seperti sepakbola kini mengikuti pra porprov. (zak) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Perkemi Keluhkan Minimnya Anggaran

Soko Tuban
TUBAN - Prestasi kenshi (atlet kempo) Tuban yang membawa nama harum daerah nyaris tak pernah mendapat penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat.

Keluhan tersebut kemarin (27/6) disampaikan wakil ketua Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (Perkemi) Tuban, Hari Winarko. Dikatakan dia, Perkemi hanya dianggarkan KONI setempat sebesar Rp 4 juta per tahun. Jumlah dana tersebut, menurut Hari, tidak cukup untuk membiayai sekali pengiriman kenshi pada kejuaraan tingkat provinsi.

Dikatakan dia, pengiriman kenshi pada even tingkat tersebut, setidaknya dana yang dibutuhkan sekitar Rp 5 juta. Dana tersebut untuk membiayai training centre (TC), transportasi, akomodosi hingga makan kenshi. Karena dana dari KONI Tuban tak bisa diharapkan untuk memberangkatkan kenshi, lanjut wakil ketua majelis sabuk hitam ini, pembiayaan pada kejuaraan selalu mengandalkan swadaya Perkemi yang diambil dari kas atau iuran bulanan para kenshi.

Hari lebih lanjut mengatakan, dana KONI untuk pembinaan kempo dan olahraga lain di Tuban sangat minim. Dia lalu membandingkan dengan Perkemi Bojonegoro yang setiap tahun kabarnya dijatah KONI sebesar Rp 30 juta.

Selain paling pelit, kata dia, dana bantuan Rp 4 juta dari KONI tersebut juga sulit pencairannya. Untuk anggaran 2009 ini misalnya, Perkemi belum menerima.

Ketua KONI Tuban, Lilik Soehardjono sampai berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi. Petang kemarin, ponselnya berkali-kali dihubungi tidak diangkat. (ds)(Radar Bojonegoro )

Read more...

Laporkan Judi, Dikeroyok Warga




Soko Tuban
TUBAN - Diduga karena dicurigai telepon polisi untuk membocori aktivitas judi, Karsani, 49, Jumat (26/6) sekitar pukul 23.30 dikeroyok lebih dari tiga warga. Pengeroyokan tersebut berlangsung di sebuah warung lontong, tak jauh dari lokasi hajatan warga di Dukuhan Gegunung, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan.

Akibat pengeroyokan tersebut, warga Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan ini mengalami luka terbuka dan memar pada wajah. Pelaku pengeroyokan yang sebagian identitasnya sudah dikantongi polisi kini dalam pengejaran petugas. Sumber yang dihimpun wartawan koran ini di Mapolres Tuban menyebutkan, korban yang berada di sebuah warung berkali-kali berkomunikasi melalui ponselnya. Sejumlah orang yang berada di warung tersebut sempat mendengar perkataan pelaku yang salah satunya menyinggung masalah judi dengan lawan bicaranya yang diperkirakan polisi. Tak jauh dari warung tersebut memang tengah berlangsung perjudian. Mendengar orang di warung tersebut membocorkan arena judi, beberapa orang yang diperkirakan sebelumnya berada di warung tersebut langsung menyerang korban.

Selain memukuli Karsani dengan kayu rencek, sebagian pelaku memukuli korban dengan menggunakan kursi plastik di warung tersebut. Diserang membabi buta, pelaku menyelamatkan diri dengan masuk ke rumah pemilik hajatan tak jauh dari lokasi penganiayaan tersebut berlangsung. Pelaku yang tak puas masih memburu korban. Merasa nyawanya terancam, korban kabur melalui pintu belakang rumah pemilik hajat dan kabur ke hutan. Karena para pelaku masih mengejar, Karsani bersembunyi di semak. Dalam persembunyian tersebut, dia menghubungi polisi dengan ponselnya. Dia baru keluar setelah petugas menjemputnya.

Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, anggotanya kesulitan membekuk pelaku pada malam itu juga karena tidak semua saksi di lokasi kejadian mau buka mulut saat ditanya indentitas pelaku pengeroyokan tersebut. ''Terkesan, mereka berusaha melindungi pelaku,'' kata dia. (ds)(Radar Bojonegoro )

Read more...

Ajukan Formulir Pindah TPS

Soko Tuban
TUBAN - Daftar pemilih tetap (DPT) untuk pilpres yang terdaftar di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Tuban sebanyak 352 orang.

Dari jumlah itu dimungkinkan pada hari H pelaksanaan pemungutan suara 8 Juli nanti bisa berkurang. Sebab, ada penghuni lapas yang sudah bebas. Selain itu, dimungkinkan ada penghuni baru. Mereka inilah yang tidak tercantum dalam DPT untuk TPS khusus di dalam Lapas, karena masih tercantum sebagai pemilih didesa/kelurahannya masing-masing. Maka, saat pemungutan suara nanti mereka perlu membawa formulir A-7 (pindah TPS).

Untuk memfasilitasi para penghuni baru tersebut agar bisa menggunakan hak pilihnya, Lapas Tuban sudah merencanakan untuk mengajukan formulir A-7 (surat pindah TPS) ke PPK. ''Saat ini sedang kami proses. Nanti kami akan minta formulir tersebut agar bisa melakukan hak pilihnya di Lapas,'' kata kepala Lapas Tuban Winardi Eko S ketika dikonfirmasi Radar Bojonegoro kemarin.

Terpisah, anggota KPUK Divisi Anggaran dan Logistik, M. Heru Prapto menjelaskan, untuk formulir A-7 pihaknya sudah menyiapkanya. ''Tadi malam (kemarin malam, red) formulir A-7 sudah kami terima,'' ujar dia. Namun, tidak menyebutkan berapa jumlah formulir A-7 yang sudah diterima tersebut. (zak)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Penderita Diare-Influensa Meningkat

Soko Tuban
TUBAN-Memasuki masa pancaroba atau pergantian musim penghujan ke musim kemarau, penderita penyakit diare dan influensa meningkat. Untuk diare, di tiap puskesmas, penderitanya per minggunya sekitar 5 - 7 pasien. Sementara untuk influensi sekitar 3-4 pasien per minggu. Sebelumnya rata-rata hanya 2-3 pasien per minggu.

Kasubdin Pencegahan Pemberantasan dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Tuban, Saiful Hadi mengatakan, munculnya diare sporadis tersebut karena virus. Pemicunya, saat kemarau penguapan air meningkat. Hal tersebut menyebabkan kepekatan air ikut meningkat yang diikuti pula dengan meningkatnya konsentrasi virus. Dikatakan dia, penyakit diare ini tidak terlalu serius. ''Untuk gejala yang tidak terlalu serius, dibiarkan pun akan sembuh dengan sendirinya,'' tegas pria kelahiran 28 Oktober 1958 ini. Saiful lebih lanjut mengatakan, gejala lain yang muncul saat pancaroba adalah influensa. Hal tersebut disebabkan karena cuaca panas menerbangkan virus.

Untuk meminimalisasi dua penyakit tersebut, kata dokter yang tinggal di Rengel ini, Dinkes KB melalui puskesmas sudah melakukan upaya penyuluhan kepada pasien saat berobat dan melalui jalur posyandu. Dikatakan Saiful, dalam penyuluhan tersebut, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan.(ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Mulai Lipat Surat Suara

Soko Tuban
TUBAN - Setelah beberapa hari lalu KPUK Tuban mendistribusikan logistik, salah satunya surat suara, kini seluruh panitia pemilihan kecamatan (PPK) ada di Kabupaten Tuban mulai melakukan pelipatan surat suara.

PPK Kecamatan Kota Tuban, misalnya. Mulai kemarin (27/6), PPK Kota sudah terlihat sibuk melipat surat suara untuk pemungutan pemilu presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang. Lima orang terlihat sibuk dengan lipatannya di kantor PPK Kota Tuban, Jalan Sunan Kalijogo.

Anggota KPUK Tuban Divisi Anggaran dan Logistik M. Heru Prapto membenarkan sudah dimulainya pelipatan surat suara. "Hasil pantauan kami, semua PPK sudah mulai melakukan pelipatan suara. Ini saya masih mantau di Kecamatan Plumpang," ujarnya via ponselnya kemarin.

Sementara itu, beberapa logistik pilpres juga sudah mulai diterima oleh KPUK Tuban. Di antaranya, formulir. "Semuanya sudah lengkap. Segel dan stiker juga kami sudah terima," imbuh Heru. (zak) (Radar Bojonegoro)


Read more...

Guru dan Polisi Berjudi, Digerebek

Soko Tuban
TUBAN - Polres Tuban tidak akan menutup-tutupi anggotanya yang terlibat perjudian.

Siapa pun yang bersalah bakal ditindak tegas. Bahkan, bukan tidak mungkin hukuman yang akan diterima bagi oknum polisi yang terlibat perjudian akan ganda.

"Proses hukum terhadap anggota polisi yang terlibat judi bakal lebih berat dari masyarakat biasa. Sebab, selain diajukan ke peradilan umum, anggota (yang tepergok melakukan judi, Red) tersebut juga akan diajukan ke sidang disiplin," tegas Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso kepada Radar Bojonegoro kemarin (27/6).

Janji Mapolres Tuban yang akan menindak anggotanya itu bermula saat sebuah arena judi yang dua pemainnya berstatus guru SDN dan oknum polisi, Jumat (26/6) sekitar pukul 16.30 digerebek Unit II Satreskrim Polres Tuban. Lokasi perjudian ada di dekat lapangan Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan.

Dalam penggerebekan tersebut, unit ini hanya berhasil menangkap Safuan, 49, guru SDN Margorejo, Kecamatan Parengan dan temannya Narto, 48, warga desa setempat. Sementara Briptu Wnt, oknum anggota Polsek Parengan berhasil kabur. Namun, setelah menyerahkan diri ke Mapolres Tuban, dia langsung ditahan. Sebagai barang bukti, polisi menyita uang taruhan Rp 78 ribu dan 1 set kartu remi.

Sumber yang dihimpun wartawan koran ini di Mapolres Tuban menyebutkan, petang itu di dekat lapangan Parangbatu berlangsung dua arena judi remi. Safuan, Briptu Wnt, dan Narto berada dalam satu arena. Sementara arena judi satunya sebagian besar pemainnya adalah petani.

Pantauan wartawan koran ini, sebenarnya arena judi yang dihelat di dekat lapangan ini memiliki tingkat kesulitan untuk disentuh. Bisa jadi, para penjudi memilih tempat mengadu untung di dekat lapangan dengan harapan siapa pun yang mendekat bisa diketahui karena pandangan bebas dan tidak terhalang.

Namun, keuntungan posisi ini sudah dibaca Unit II Satreskrim yang dikomando oleh Aiptu Lik Mustaram. Mobil operasional unit ini diparkir sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Dari posisi mobil tersebut diparkir, anggota unit ini berjalan mengendap-endap di balik semak.

Agar kedatangannya tidak terpantau oleh para penjudi, petugas mendekati sasaran melalui sisi belakang judi. Persis di belakang rumah tersebut berdiri sebuah rumah. Begitu unit ini bergerak cepat mengepung, hampir semua penjudi berusaha kabur menyelamatkan diri.

Safuan dan Narto sendiri ditangkap saat baru berlari beberapa langkah. Iptu Budi Santoso menyatakan bakal mengusut kasus ini dengan fair dan objektif, meski melibatkan anggotanya sendiri. (ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Rp 4,5 M untuk Rehab Pasar Sore-Pasar Atom

Soko Tuban
TUBAN - Pemkab Tuban mengalokasikan anggaran Rp 4,5 miliar untuk merehab bangunan Pasar Sore dan Pasar Atom. Kabid Perdagangan Dinas Perekonomian dan Pariwisata Pemkab Tuban Budi Wiyana mengatakan, jumlah anggaran tersebut dibagi dua. "Untuk Pasar Atom dianggarkan Rp 3 miliar, sedangkan Pasar Sore Rp 1,5 miliar," ujar Budi kepada Radar Bojonegoro, kemarin (27/6).

Namun, lanjut dia, sumber anggaran untuk dua proyek tersebut tidak semuanya dari APBD APBD Tuban 2009. Menurut Budi, untuk Pasar Atom seluruh anggaran dari APBD. Sementara anggaran rehap untuk Pasar Sore dari APBN 2009.

Untuk anggaran rehab Pasar Sore itupun, kata Budi, belum total keseluruhan. Sebab, saat ini pihaknya masih mengajukan untuk anggaran keseluruhan rehab Pasar Sore. "Kini baru kami usulkan untuk dimasukkan dalam ABPD 2009. Untuk jumlahnya belum bisa diketahui, karena masih pengajuan," terangnya.

Seperti diberitakan, bangunan Pasar Atom yang berada di utara Alun-Alun Kota Tuban direhab seratus persen dengan luas 270,7 meter per segi. Sementara untuk Pasar Sore baru bagian depan yang direhab. Meski baru bagian depan, Pemkab Tuban merencanakan semua bangunan Pasar Sore yang seluas 6720,054 meter per segi ini bakal direhab. "Yang jelas, akhir tahun ini ditargetkan sudah selesai semuanya," tandas pengurus KONI Tuban tersebut. Budi menambahkan, untuk kelancaran ekonomi, selain Pasar Sore dan Pasar Atom, pasar yang berada di kecamatan-kecamatan juga terus dibangun dan diperbaiki. (zak) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Sabtu, 27 Juni 2009

Modus Pokmas BRS Hanya Gaet Dana

Soko Tuban
TUBAN - Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bina Rakyat Sejahtera (BRS) Plumpang yang menyimpangkan dana pemberdayaan pemuda desa setempat Rp 100 juta ternyata hanyalah lembaga yang dibentuk insidentil untuk menggaet proyek.

Fakta tersebut kemarin (26/6) dibeber Humam, bendahara pokmas tersebut. Menurut dia, selama ini dirinya selaku bendahara dan Wiwik Siti Suryani, istrinya, yang menjabat sekretaris, tidak tahu apa-apa dengan pokmas tersebut. Begitu juga tokoh masyarakat yang mendukung rencana kegiatan pemberdayaan tersebut.

''Nama kami hanya dicatut ketua pokmas untuk menggaet dana,'' ujar dia yang dihubungi wartawan koran ini melalui ponselnya.

Bahkan, Humam juga tidak tahu kalau dana dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jatim tersebut sudah cair. Guru salah satu madrasah ibtidaiyah (MI) di Plumpang ini mengaku baru tahu kalau dana itu sudah cair dan kemudian digelapkan setelah mendapat panggilan dari kejaksaan.

Humam menjelaskan, pendirian Pokmas BRS tersebut berawal dari pertemuan dia dengan Suwiknyo (ketua BRS), saat pengajian di Ponpes Asshomadiyah, Makam Agung, Kelurahan Kingking, Kecamatan Tuban, September 2008. Saat bertemu Suwiknyo yang semula tidak dikenalnya tersebut, dirinya ditawari program pemberdayaan pemuda di Plumpang.

Syaratnya, Humam diminta menyodorkan tiga nama untuk mengurusi pelatihan pemberdayaan tersebut. Menurut pria jebolan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jogjakarta ini, sepekan setelah bertemu, Suwiknyo datang ke rumahnya untuk menanyakan tiga nama tersebut. Tiga nama yang disodorkan Humam adalah Bambang Subejo (anggota BPD), Lasmuji (anggota BPD), dan dirinya sendiri selaku sekretaris BPD.

Sepekan setelah nama-nama itu diserahkan, lanjut Humam, Suwiknyo datang lagi ke rumahnya dengan membawa surat persetujuan yang harus ditandatangani kepala desa (Kades) setempat. ''Surat tersebut saya bawa sendiri kepada Kades untuk diteken,'' cerita pria berumur 32 tahun ini.

Sekitar dua pekan berikutnya, kata Humam, dirinya diajak Suwiknyo ke kantor Bank Jatim Tuban untuk membuka rekening. Diakuinya, selama menjadi pengurus Pokmas BRS, dirinya hanya sekali ditunjukkan proposal kegiatan yang dibuat Suwiknyo. Itu pun, dia tak tahu persis isinya. Seingat Humam, kegiatan yang diajukan pelatihan kebangsaan. Dikatakan aktivis Ansor Tuban ini, beberapa bulan setelah proposal diajukan, Suwiknyo pernah menghubunginya dan mengatakan kegiatan yang direncanakan batal karena dana tidak turun.

Meski tidak pernah tahu-menahu dana tersebut, kata Humam, Suwiknyo berusaha menyeret diri dan istrinya seolah-olah tahu-menahu dana tersebut. Misalnya, sebelum diperiksa jaksa Kejari Tuban, Suwiknyo menghubungi ponselnya dan memintanya agar mengatakan kepada pernyidik kejaksaan bahwa dana pemberdayaan tersebut telah diterimanya bersama pengurus yang lain. ''Saya tidak mau. Saya terangkan apa-adanya,'' tegas dia.

Namun, hingga kemarin (26/6) Suwiknyo belum berhasil dikonfirmasi wartawan koran ini. Seperti diberitakan, Pokmas BRS Plumpang diduga menggelapkan dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) 2008 Rp 100 juta. Modusnya, pokmas ini membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif kegiatan pelatihan budidaya jarak (bukan jeruk seperti diberitakan sebelumnya, Red).

Dalam SPJ fiktif tersebut, seakan-akan pokmas ini menggelar pelatihan selama tiga hari mulai 27 hingga 29 Maret 2009. Tempatnya, di Gues House Tuban, Jalan Sunan Giri. Kenyataannya, dari hasil penyelidikan tim intel, pada hari tersebut (27-29Maret), tidak ada aktivitas di gedung pertemuan tersebut. Itu dibuktikan dengan tidak tertulisnya kegiatan tersebut di buku tamu.

Sementara itu (Dari Blora)
Diduga Ada Broker Lain
Terungkapnya praktik, potongan dana bantuan sosial (bansos) yang dilakukan tersangka Haryatno, warga Semarang, bisa membuka tabir penyelwengan dana bansos lainnya di Blora. Sebab, diduga bukan hanya seorang Haryatno yang menjadi broker dana bansos. Tidak menutup kemungkinan ada broker-broker lainnya.

''Kalau dia kan menggunakan jalur PDIP, tidak menutup kemungkinan partai yang lain juga melakukan,'' ujar Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora Fitroh Rohcahyanto.

Karena itu, dia mengaku terus mengembangkan penyidikan kasus tersebut. Menurut dia, kemarin (26/6) tersangka kembali diperiksa untuk melengkapi berkas pemeriksaan sebelumnya.

Untuk sementara, tersangka masih mengakui bahwa potongan dana dari bansos itu dimakan sendiri. Jumlahnya mencapai Rp 192 juta. ''Mana mungkin dia sendirian. Bagaimana bisa mencairkan bantuan. Ini yang sedang kita kembangkan,'' tuturnya.

Dia meminta masyarakat apabila menemukan kejanggalan dalam pelaksaan proyek yang didanai dana bansos, segera melapor. Fitroh berjanji akan menindaklanjuti laporan sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. ''Laporkan saja. Kita akan usut tuntas,'' tuturnya.

Untuk bansos yang cair melalui tangan Haryatno, lanjut dia, sedikitnya ada 12 desa di Kecamatan Ngawen. ''Apakah semuanya ada penyimpangan seperti potongan atau tidak, kita lihat saja nanti,'' pintanya. (ds/ono) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Pernah Diajak Buka Rekening Polisi Curigai Sejumlah Nama

Soko Tuban
TUBAN - Satreskrim Polres Tuban dan Polsek Kenduruan terus menajamkan penyelidikan kasus rencana perampokan di rumah Sarip, 58, pengusaha roti di Desa Sokogunung, Kecamatan Kenduruan pada Kamis (25/6) lalu. Untuk mengidentifikasi tiga tersangka perampokan yang salah satunya bercadar dan bersenjata pistol, polisi memfokuskan pemeriksaan kepada Asih, 45, istri Sarip, dan anaknya Wahyun, 24.

Kedua saksi korban ini diminta menerangkan dan memvisualisasikan ketiga pelaku perampokan di rumahnya. Mulai dari postur tubuh, dialeg, hingga ciri khusus para pelaku. Informasi dari petugas di Mapolres Tuban menyebutkan, dari ketiga pelaku, Asih dan Wahyun lebih mengenali pelaku bertopeng dan bersenjata pistol.

Pelaku itu bertubuh sedang, tinggi sekitar 165 cm, dan berpostur tegap. Dialegnya khas warga lokal. Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, petunjuk tersebut akan dijadikan bahan untuk mengembangkan penyelidikan. Diakuinya, ada sejumlah nama yang patut dicurigai sebagai pelaku perampokan tersebut. Untuk mendekatkan ke salah satu dari mereka, polisi harus memiliki petunjuk kuat. ''Ini yang masih harus dicocokkan dengan keterangan korban,'' ujar mantan Kaur Binops Reskrim Polres Tuban ini.

Budi menuturkan, pelaku kemungkinan orang sama dalam kasus perampokan sebuah mobil boks di jalan Kenduruan-Blora tahun lalu. Untuk memastikan kemungkinan tersebut, kata dia, pihaknya akan kembali memintai keterangan dua awak mobil boks yang ditodong.

Seperti diberitakan, salah satu pelaku yang bercadar dan bersenjata pistol menembak Wahyun. Namun, tembakan tersebut meleset. Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan 1 buah proyektil yang ditembakkan pelaku, 2 selongsong peluru, dan 1 buah peluru yang masih utuh. Bagian belakang selongsong tersebut bertuliskan TO PW 6. (ds) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Jumat, 26 Juni 2009

Diminta Menyerah, Pelaku Penyerangan Polmob


sokotuban
TUBAN - Satreskrim Polres Tuban kini memburu tujuh dari sekitar 30 warga Desa Wadung, Kecamatan Soko yang menyerang Polmob KPH Parengan saat patroli di tepi jalan desa setempat Jumat (19/6) sekitar pukul 18.30. Untuk kerahasiaan target operasinya tersebut, Satreskrim sengaja tidak mengekspos nama-nama mereka. Dalam ekspos kemarin (24/6), satuan ini hanya membeberkan peran tujuh DPO tersebut. Antara lain, dua di antaranya berperan penggerak sekaligus eksekutor. Sementara lima pelaku lain eksekutor murni. Kasat Reskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, untuk sementara baru tujuh pelaku tersebut yang berhasil diidentifikasi. Sementara pelaku lain masih dalam pengembangan penyelidikan. Sebelum anggotanya yang kini diturunkan menangkap, dia meminta para pelaku menyerangan tersebut menyerahkan diri ke Mapolres Tuban atau Polsek setempat. ''Kami jamin, mereka akan kita kami perlakukan baik-baik,'' tandas dia. Ditegaskan Budi, kalau mereka tak juga menyerahkan diri, maka petugas akan memburu ke mana pun mereka berada.

Enam anggota Polmobil tersebut diserang saat menyanggong di tepi jalan Desa Wadung, Kecamatan Soko sekitar 18.30. Jalanan ini jadi target sasaran operasi Polmob karena sering dijadikan jalur pengangkutan kayu ilegal.

Ketika Polmob menyanggong di tepi jalan, sekitar 30 warga yang mengendarai motor bersenjata tajam, pentungan, dan batu menyerang. Dalam penyerangan yang membabi buta tersebut, lima anggota Polmob berhasil kabur. Sementara Tawi, anggota Polmob yang tertinggal jadi bulan-bulanan. Selain dipukuli, dia juga ditendangi. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka serius pada wajah. Anggota Polmob yang berhasil dipukul mundur massa ini kemudian kembali ke markasnya.(ds)( Radar Bojonegoro)

Read more...

Lapas Balik Tuding Kejari Tak Disiplin

Soko Tuban
TUBAN - Dituding sebagai biang molornya jadwl sidang di Pengadilan Negeri (PN) Tuban selama ini, Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Tuban angkat bicara. Kasi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas Tuban, Heru Gunawan mengatakan, keterlambatan tersebut karena surat panggilan sidang yang dikirim ke lembaganya baru diterima pada hari H. Sekitar pukul 09.00 hingga 09.30. Begitu menerima surat panggilan tersebut, kata dia, Lapas Tuban langsung memproses. Tahapannya, mencocokkan surat panggilan dengan register tahanan, menyerahkan surat panggilan kepada komandan jaga, menjemput tahanan di blok tahanan, dan kemudian mensidik jari tahanan

sebelum dibawa jaksa. Proses administrasi tersebut, terang Heru, memakan waktu sekitar satu jam. Di bagian lain, pria asal Bandung ini juga membantah pernyataan Kasi Pidum Kejari Tuban Samsul Hadi bahwa surat panggilan sidang untuk tahanan dikirim sehari sebelumnya. Seperti surat panggilan sidang untuk hari ini (kemarin). Surat panggilan tersebut baru diterimanya sekitar pukul 09.00.

''Apa yang disampaikan kejaksaan tersebut adalah untuk kondisi idealnya. Namun, kenyataannya tidak seperti itu,'' tegas Heru.

Ditambahkan mantan Kasubsi Registrasi Lapas Narkoba Cirebon ini, selain mengirim surat panggilan mendekati jadwal sidang, kejaksaan juga seringkali terlambat menjemput tahanan yang sudah disiapkan.

Seperti diberitakan, jadwal sidang di PN Tuban yang berlaku jam karet karena dimulai di atas pukul 10.00 membuat institusi Kejari setempat dan pengadilan saling lempar kesalahan. Humas PN Tuban Nova F. Bunda secara tersirat mengatakan, institusi pengadilan tidak bisa dikaitkan dengan molornya jadwal sidang. Dikatakan dia, karena jam kerja pengadilan mulai pukul 08.00, pada jam itu pun, hakim siap menyidangkan perkara pidana. Itu pun dengan catatan jaksa, terdakwa, dan saksi sudah datang. Hal yang sama juga berlaku untuk perkara perdata.

Kasi Pidum Kejari Tuban Samsul Hadi yang dihubungi terpisah juga keberatan kalau institusinya dianggap sebagai biang molornya jadwal siang. Untuk menemukan pemicu molornya jadwal sidang, di depan wartawan koran ini, dia kemudian memanggil sejumlah stafnya yang terkait dengan urusan persidangan. Termasuk salah satu jaksa.

Dari pengusutan tersebut, Samsul menyimpulkan bahwa institusi kejaksaan sudah disiplin waktu. Hal paling krusial adalah menghadirkan tahanan yang dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuban. Dikatakan jaksa asal Blitar, ini tahanan yang hendak disidangkan esok sehari, jadwalnya dikirim ke Lapas sehari sebelumnya. Namun, nyatanya, kata Samsul, menurut laporan stafnya, administrasi keluarnya tahanan baru diproses sesaat sebelum tahanan dikeluarkan. ''Kalau sudah begitu, jaksa dan saksi yang sudah siap sejak pagi pun tak ada gunanya,'' tegas dia.(ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Terlacak, Pihal Luar Ikut Nikmati Korupsi BRS

Soko Tuban
TUBAN - Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban terus mendalami kasus korupsi di Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bina Rakyat Sejahtera (BRS) Plumpang.

Dari hasil penyelidikan, terungkap dana Rp 100 juta tersebut tidak hanya dinikmati oknum pokmas tersebut. Namun, ada pihak lain di luar kepengurusan yang ikut menikmatinya.

Kajari Tuban Zainuddin Achmad didampingi Kasi Intel M. Chozin mengatakan, dari dana Rp 100 juta yang diterima Pokmas BRS dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Provinsi Jatim, sekitar Rp 65 juta ditransfer kepada pihak lain melalui rekening Bank Jatim. Bukti transfer dana tersebut sudah dikantongi penyidik kejaksaan.

Dikatakan Zainuddin, orang yang menerima kiriman tersebut masih didalami penyelidikan tim intel yang diketuai M. Chozin. Menurut dia, dalam pemeriksaan Suwiknyo, ketua pokmas ini tidak menyebut jelas identitas orang yang dikirimi dana tersebut. Begitu juga peran dan kaitannya dengan program pemberdayaan tersebut. Spekulasi yang berkembang di kejaksaan, bisa jadi, orang yang dikirim dana tersebut adalah broker. Atau, bisa juga orang lain yang dikait-kaitkan dengan proyek tersebut.

Seperti diberitakan, Pokmas BRS Plumpang diduga menggelapkan dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SM) 2008 sebesar Rp 100 juta. Modusnya, Pokmas ini membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif kegiatan pelatihan budidaya jeruk. Dalam SPJ fiktif tersebut, seakan-akan pokmas ini menggelar pelatihan selama tiga hari mulai 27 hingga 29 Maret 2009. Tempatnya, di Gues House Tuban, Jalan Sunan Giri. Kenyataannya, dari hasil penyelidikan tim intel, pada hari tersebut (27-29Maret), tidak ada aktivitas di gedung pertemuan tersebut. Itu dibuktikan dengan tidak tertulisnya kegiatan tersebut di buku tamu.

Dari SPJ yang dilaporkan Pokmas BRS, seakan lembaga ini benar-benar menggelar kegiatan dimaksud. Misalnya, untuk sewa gedung dan konsumsi peserta menelan anggaran Rp 22 juta. Sementara peserta pelatihan yang berjumlah 100 orang masing-masing dilaporkan mendapat uang saku Rp 50 ribu.

Untuk meyakinkan pelaporan penggunaan dana tersebut, Pokmas BRS juga melampirkan foto gedung dan sebagian foto kegiatan tersebut.

Dalam pool (pengumpulan) data kasus tersebut, tim intel kejaksaan sudah memintai keterangan sejumlah saksi. Saksi tersebut, Rasilan (office boy Guest House), Kades Plumpang Sukardi, Lasmuji (anggota BPD), Bambang dan (ketua BPD). Juga, tiga pengurus inti Pokmas BRS. Antara lain, Suwiknyo (ketua), Wiwik Siti Suryani (sekretaris), dan Humam (bendahara). Empat empat saksi yang disebut pertama menerangkan kegiatan pelatihan budidaya jeruk tidak pernah ada. Begitu juga sekretaris dan bendara Pokmas BRS. Mereka mengaku tidak tahu-menahu kegiatan pelatihan yang didanai dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Provinsi Jatim tersebut.(ds) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Penjahat Bersenpi Rumah Pengusaha Bakery

Soko Tuban
TUBAN - Tiga perampok bercadar yang salah satunya bersenjata pistol kemarin (25/6) sekitar pukul 02.00 beraksi di rumah Sarip, 58, pengusaha roti (bakery) di Dusun Gading, Desa Sokogunung, Kecamatan Kenduruan. Dalam aksinya, pelaku sempat menembak Wahyun, 24, anak pemilik rumah. Namun, tembakan tersebut meleset. Tidak ada korban jiwa dalam perampokan tersebut. Sebelum berhasil melarikan harta korban, pelaku kabur. Kasus menonjol tersebut sekarang ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Tuban. Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan 1 buah proyektil yang ditembakkan pelaku, 2 selongsong peluru, dan 1 buah peluru yang masih utuh. Bagian belakang selongsong tersebut bertuliskan TO PW 6.

Proyektil tersebut ditemukan di bawah kursi. Diperkirakan, sebelum tergeletak di bawah kursi, timah peluru tersebut lebih dulu mengenai tumpukan roti di ruang tengah rumah korban dan kemudian membentur dinding. Sumber yang dihimpun wartawan koran ini di Mapolres Tuban menyebutkan, perampok yang mengenakan cadar dari kaos hitam dan bersenjata pistol tersebut masuk rumah korban melalui jendela kiri dapur belakang. Setelah masuk ruang ini, pelaku menuju ruang dapur bagian depan tempat Asih mengambil roti di dalam pan (pemanas). Dengan posisi tangan kanan mengacungkan pistolnya, jari telunjuk kiri pelaku ditempelkan ke mulut Asih. ''Jangan berteriak,'' ancam pelaku. Gertakan pelaku memang hanya sempat membuat korban terdiam sesaat. Namun, begitu mendapat kesempatan, dia berteriak. Waaah! Teriakan inilah yang didengar Wahyun, anak korban yang tidur di kamar yang pintunya menghadap ruang tengah. Setelah keluar kamar, Wahyun berjalan menuju ruang dapur depan untuk melihat kondisi ibunya. Ruang samping dan ruang tengah rumah ini terhubung dengan sebuah pintu. Saat kepala Wahyun melongok di pintu untuk melihat isi ruang samping, perampok yang berjaket hitam dan bercelana hijau langsung menembakkan pistolnya ke arah kepala korban. Namun, tembakan dari jarak sekitar 1 meter tersebut tidak mengenainya. Bersamaan itu, Asih lepas dari sekapan perampok bertubuh kekar dengan tinggi badan sekitar 163 cm tersebut. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Asih untuk masuk ruang tengah dan menutup pintu penghubung dengan dapur depan tersebut. Bersama Wahyun, dia kemudian masuk kamar untuk bersembunyi. Saat hendak menutup pintu kamar, Asih meliht dua penjahat lain masuk melalui jendela kanan ruang tamu. Saat berada di ruang tamu, kedua penjahat yang tidak bercadar tersebut sempat membicarakan kunci mobil. Bisa jadi, kunci mobil yang dibicarakan dua penjahat tersebut adalah kunci mobil pikup milik korban. Diperkirakan, setelah masuk rumah korban, tiga perampok tersebut keluar dari jendela tempat semula mereka masuk. Kasat Reskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, senpi yang dipergunakan pelaku diperkirakan jenis rakitan. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi goresan di belakang selongsong peluru setelah proyektilnya ditembakkan. ''Goresan tersebut tidak beraturan seperti senjata standar pada umumnya,'' kata dia. Petunjuk lain yang mengindikasikan senpi tersebut rakitan adalah keluarnya dua proyektil sekaligus dalam sekali tembakan.

Budi belum bisa memastikan apakah pelaku adalah orang yang sama dengan pelaku perampokan mobil boks di jalan raya Kenduruan-Blora beberapa bulan yang lalu. ''Kami belum bisa memastikan. Kasus ini masih dalam penyelidikan,'' tandas dia.(ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Pungli, Potret Buruknya Pelayanan

Soko Tuban
TUBAN-Maraknya pungli pengurusan KTP dan pengambilan tabung elipiji dan kompor gas di Tuban mengindikasikan buruhnya pelayanan publiRata Penuhk di Bumi Ronggolawe. Penilaian tersebut kemarin (24/6) disampaikan LSM Publik Krisis Center (PCC) Tuban. Dalam release-nya, institusi kepanjangan tangan Komisi Pelayanan Publik (KPP) Provinsi Jatim ini mengatakan, buruknya pelayanan tersebut karena mental penyelenggara layanan yang masih buruk dan tidak memiliki orientasi pelayanan masyarakat.

Selain mental aparat pelayannya, PCC juga menyorot buruknya kontrol dan pengawasan institusi di atas penyelenggara layanan tersebut. Hal tersebut bisa dilihat dari tidak tegasnya camat dan kepala dinas/instansi terkait terhadap pungli massal dan terjadi berulang-ulang tersebut. ''Seharusnya, pelaku pungli ditindak tegas dan dana hasil pungli dikembalikan,'' tulis release yang ditandatangani Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Penelitian PCC Tuban, Ahmad Zaini tersebut.

Khusus pendistribusian tabung elpiji dan kompor gas, selain aparat, PCC juga menyalahkan konsultan yang tidak serius melaksanakan program tersebut. Dikatakan PCC, konsultan yang diberi tanggung jawab dalam menjalankan program konversi mitan tidak bekerja profesional. Ketidakprofesionalan konsultan, salah satunya, dengan tidak mengantar langsung tabung elpiji dan kompor gas ke rumah warga penerimanya. Dikatakan PCC, penyerahan dua jenis piranti memasak tersebut ke perangkat desa memberi peluang mereka untuk mengkomersilkan dengan cara pungli.(ds)( Radar Bojonegoro)

Read more...

Rabu, 24 Juni 2009

Pendaftaran UNPK Paket B Dibuka Hingga Sabtu

Soko Tuban
TUBAN - Pendaftaran ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) Paket B setara SMP/MTs di Tuban dibuka sampai Sabtu (27/6) mendatang.

Kabid Pordikmas dan Sejarah Nilai Tradisi Disdikpora Tuban, Gembong Sispriyanto ketika dikonfirmasi mengatakan, UNPK Paket B direncanakan 1-3 Juli mendatang. Gembong menuturkan, sampai kemarin peserta UNPK non-formal yang terdaftar di Disdikpora Tuban mencapai 673 orang. Sementara untuk formal mencapai sekitar 60 pendaftar. Dalam UNPK paket B ini, Disdikpora menyiapkan sekitar 33 ruang ujian. ''Setiap ruang diisi 20 peserta,'' terang dia.

Dia menambahkan, UNPK Paket A juga bakal dilaksanaan bersamaan dengan ujian Paket B. Peserta ujiannya berjulah 71 peserta.

Sementara itu, mulai kemarin sebanyak 2.138 peserta mengikuti UNPK Paket C setara SMA/MA/SMK. Rinciannya, 2007 peserta non-formal dan 131 peserta formal. Bagaimana bila peserta UNPK tidak lulus? Menurut Gembong, dalam UNPK paket C ini, nilai standar per bidang studi sama dengan standar unas yakni 5, 50. Dia mengatakan, kalau ada peserta yang tidak lulus bisa mengikuti UNPK periode kedua yang diperkirakan Oktober-November mendatang. ''Jika tidak lulus lagi, bisa mengikuti ujian periode selanjutnya,'' kata dia. (zak)(Radar Bojonegoro )

Read more...

Perintahkan Dana Pungli Dikembalikan

Soko Tuban
TUBAN - Pungli Rp 20 ribu kepada setiap pemohon kartu tanda penduduk (KTP) di Desa Kasiman, Kecamatan Kerek berbuntut panjang.

Setelah turun lapangan dan terbukti menemukan penyimpangan, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Kependudukan, dan Catatan Sipil (Sosnakerduk Capil) Tuban Mudijono menginstruksikan dana pungli tersebut dikembalikan. ''Melalui camat, saya perintahkan dana pungli tersebut dikembalikan kepada warga,'' tegas dia.

Mudijono menegaskan, dari hasil pengecekan lapangan, pungli tersebut memang ada. Dia tidak menyinggung sanksi administrasi terhadap perangkat desa yang terbukti memungli warganya tersebut.

Dikatakan mantan Kepala Disparsenibud ini, karena biaya pengurusan KTP masal tersebut tidak sesuai ketentuan, yakni Rp 5 ribu per pemohon, maka dana pungli harus dikembalikan. Dikatakan Mudijono, setelah perda terbaru tentang pengurusan KTP berlaku, ketentuan terbaru biayanya Rp 7 ribu.

Camat Kerek, Mualim berkali-kali dikontak ponselnya, tidak diangkat. Dia baru menjawab setelah wartawan koran ini mengirim pertanyaan melalui short massage service (SMS). Dikatakan dia, aparat desa yang mengembalikan sampai tuntas.

Apakah perintah pengembalian dana pungli pengurusan KTP tersebut sudah dijalankan? Gunawan, warga desa setempat yang dihubungi kemarin mengatakan, sampai kini biaya KTP yang sudah dibayarkan kepada perangkat desanya belum dikembalikan.

Diberitakan sebelumnya, pemohon KTP masal di Desa Kasiman dipungut Rp 20 ribu. Biaya tersebut diserahkan kepada perangkat desa saat mengumpulkan blangko sesaat sebelum pemotretan di balai desa setempat. Dana sebesar itu sebenarnya sangat memberatkan warga. Namun, tak satu pun dari mereka yang berani protes. Karena terlalu berat, sebagian warga yang tak mampu bayar memilih tak memperpanjang masa berlaku KTP-nya. (ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Mengaku Anggota TNI, Ajak Dirikan Koperasi, Dilaporkan

Soko Tuban
BOJONEGORO - Edy Susanto, warga Desa Alasgung, Kecamatan Sugihwaras diamankan petugas kemarin (23/6). Pria yang mengaku sebagai anggota TNI dari Batalyon 500 Raider itu diduga melakukan penipuan.

Pelaku dibekuk saat berada di kamar 3 A Hotel Kudus, di Jalan Diponegoro. Dalam penggerebekan sekitar pukul 11.00 tersebut, petugas mengamankan segebok berkas dan uang palsu, sebuah pistol yang diduga mainan, mesik ketik, dan sebuah tas hitam.

Penggerebekan itu dilakukan berawal dari laporan Sugiarto, 29, warga Kecamatan Parengan, Tuban. Dia baru kenal dengan Edy Jumat (19/6) lalu di rumah saudaranya. Saat itu, Sugiarto ditawari Edy mendirikan koperasi.

Karena tertarik, Sugiarto lalu menyerahkan dua kali uang Rp 2,2 juta di Hotel Kudus. Uang itu disetokan untuk mengurus NPWP melalui BCA. ''Saya disodori slipnya kalau telah dikirim. Tapi, slip saya cek ke BCA ternyata validasinya palsu, kemudian saya lapor polisi,'' katanya.

Menurut Sugiarto, dirinya percaya Edy karena yang bersangkutan saat menerangkan tentang koperasi simpan pinjam cukup detail. Apalagi, Edy juga mengaku sebagai anggota TNI dengan pangkat Lettu. ''Bahkan dia mengaku sebagai anak Kapolda Jawa Barat,'' imbuhnya.

Petugas yang menerima laporan dari Sugiarto lalu bergerak ke Hotel Kudus. Di hotel tersebut, mereka juga menemukan korban lain dari aksi Edy. Korban itu, Ponidi, 31, dan dua temannya. Mereka diminta menunggu di kamar 13 A dan tidak boleh mendatangi Edy di kamar 3 AA.

Kepada wartawan koran ini, Ponidi mengaku bertemu Edy Minggu lalu. Dia mengetahui Edy masih tentara aktif karena teman sekampungnya. Edy juga pernah menawari proyek usaha pemecah batu kepada teman sekampung. ''Dia meminta saya buka rekening di Bank Niaga dan BRI serta mau ditransfer uang Rp 150 juta dan Rp 200 juta,'' katanya.

Menurut dia, beberapa waktu kemudian Edy mengaku sudah menansfer uang yang dijanjikan itu. Kenyataannya, dicek tidak ada. Ponidi kemudian menyewa mobil untuk menanyakan di Bank Niaga Surabaya. ''Di situ katanya transfer hanya butuh beberapa menit,'' imbuhnya.

Dia memercayai Edy karena yang bersangkutan pernah menunjukkan segebok uang ratusan ribu, meski hanya sekilas. Namun, saat Edy digerebek, dia baru sadar telah menjadi korban penipuan. ''Saya diminta menunggu di kamar bawah. Katanya dia mau buat perjanjian kerja sama. Saya rugi karena sudah sewa mobil,'' ujarnya.

Sementara itu, setelah diteliti, senjata yang digunakan Edy hanya mainan yang dicat. Sedangkan lembaran uangnya berupa kertas kosong yang bagian muka dan belakang ditempeli uang asli dan terlihat seolah-olah gebokan uang asli. ''Saya masih TNI aktif, tapi saya desersi sudah 3 bulan,'' kata Edy yang di kartu anggota TNI tercatat berpangkat Pratu di bagian amunisi tersebut.

Namun, dia enggan berkomentar terkait tuduhan dari Sugiarto yang melapor ke polisi.

Kapolres Bojonegoro AKBP Agus S Hidyat melalui Kasatreskrim Iptu Andi Sinjaya menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksan. Jika memang Edy masih tercatat sebagai angota TNI, maka perkaranya akan dilimpahkan ke Polisi Militer. ''Tapi ini masih kita periksa para korbannya,'' katanya. (ade)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Panwaskab Tuding KPUK Ceroboh

Soko Tuban
TUBAN
- Panwaskab Tuban tidak mau diam dalam mengawasi logistik berupa surat suara pilpres yang diterima KPUK Sabtu (20/6) lalu. Anggota Panwaskab Tuban Edy Thoyibi mengatakan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, sejak kedatangan surat suara di Tuban diduga tidak ada pengawalan dari aparat keamanan.

''Ini kami investigasi di lapangan, tidak ada aparat keamanan yang menjaga gudang KPUK di Jalan Wahidin,'' terang dia.

Padahal, lanjut Edy, mengacu pada pileg lalu, surat suara terus dilakukan penjagaan dan pengamanan dari pihak berwajib. Sehingga bisa meminimalisir adanya kerusakan ataupun hilangnya surat suara.

Namun, pernyataaan tersebut dibantah Divisi Logistik KPUK Tuban, M. Heru Prapto. Dia menjelaskan, sejak kedatangan surat suara, pihaknya sudah melakukan pengamanan. ''Ada dua petugas polres yang keliling dan menjaga gudang tersebut. Selain itu, ada penjaga (waker) di gudang,'' tuturnya ketika dikonfirmasi usai rakor dengan PPK kemarin.

Dikatakan Heru, direncanakan hari ini pihaknya melakukan sortir surat suara ke sejumlah kecamatan. Setelah itu dilakukan pelipatan surat suara di masing-masing PPK. ''Sortir surat suara ini juga dikawal petugas dari polres,'' kata alumni Undar Jombang itu. (zak) ( Radar Bojonegoro
)

Read more...

Keluhkan Pelayanan RSUD dr Koesma

Soko Tuban
TUBAN - Pelayanan RSUD dr Koesma Tuban kembali dikeluhkan pasiennya. M Toha, 42, warga kelurahan Sidorejo, Tuban terpaksa dipindahkan keluarganya ke RS Muhammadiyah Lamongan Senin (22/6) lalu sekitar pukul 20.00. Gara-garanya, pasien ini sejak Senin (22/6) siang lalu tak kunjung dilayani tim medis setempat.

Muntakob, paman korban, menyatakan, Toha merupakan pasien yang mengalami keretakan di atas hidung akibat kecelakaan lalu lintas Minggu (21/6) lalu. ''Minggu (21/6) sekitar pukul 19.00 kami bawa ke RSUD dr Koesma,'' katanya di sela-sela menjenguk keluarganya di RSUD dr Koesma Senin malam lalu.

Saat dibawa masuk ke unit gawat darurat (UGD), Toha mendapatkan pertolongan pertama. Selanjutnya, dia dimasukkan ke ruang Paviliun (VIP) nomor 3 yang memiliki fasilitas AC dengan tarif per hari Rp 250 ribu. ''Di ruang VIP ini, AC nggak nyala, akhirnya kami membawa kipas angin sendiri dari rumah,'' tuturnya.

Senin (22/6) pagi lalu, pasien diperiksa ahli mata. Setelah itu, bagian wajahnya di rontgent. ''Hasilnya ditemukan retakan di atas hidung,'' tutur Muntakob.

Pria asal Desa Bajing Jowo, Sarang, Rembang ini menambahkan, ahli mata itu sempat merekomendasikan pasien dibawa ke dokter THT. ''Namun, sampai sekarang belum ada penanganan apapun. Alasannya, dokter THT tidak bisa dihubungi. Mestinya rumah sakit sekelas VIP ini pelayanannya lebih diutamakan,'' keluhnya.

Karena tak kunjung ada penanganan dari RSUD yang berada di Jalan Dr Wahidin, itu akhirnya pihak keluarga pasien membawa Toha ke Lamongan.

Direktur RSUD dr Koesma Tuban Nursanti ketika dikonfirmasi mengatakan bakal meng-cross check terlebih dahulu keluhan pasien tersebut. ''Nanti saya konfirmasi lebih dahulu,'' ujar dia via ponselnya.

Menurut dia, semua perawat sudah mengerti apa yang harus dilakukan ketika ada pasien yang masuk. ''Dan setiap kali saya memberi pembinaan, pasti berbicara masalah cara memberi pelayanan baik kepada pasien,'' katanya. (zak) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Selasa, 23 Juni 2009

Sidang Tilang Diubah Tiap Rabu

Soko Tuban
TUBAN-Setelah disorot Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban, Pengadilan Negeri (PN) setempat akhirnya mengubah jadwal sidang bukti pelanggaran (tilang) lalu lintas dari setiap Jumat menjadi Rabu. Ketentuan ini berlaku mulai Juli. Perubahan jadwal tersebut disampaikan PN Tuban dalam suratnya yang dikirim kepada Kejarti Tuban dan Polres setempat. Surat bernomor W.14-U29/102/UM.02.02/VI/2009 tertanggal 11 Juni 2009 yang ditandatangani ketua pengadilan, Mulyanto.

Kasi Pidum Kejari Tuban Samsul Hadi mengakui, perubahan jadwal tersebut atas permintaan kejaksaan. Menurut dia, karena sebelumnya sidang (tipiring) tersebut dihelat pada Jumat, kejaksaan selaku pelaksana eksekusi baru menyetor denda ke bank pada Senin atau tiga hari berikutnya. Keterlambatan tersebut, kata Samsul, mengakibatkan kejaksaan sering mendapat teguran dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Alasan dia sangat wajar. Sebab, pada Jumat, bank tutup setengah hari kerja.

Humas PN Tuban Nova F. Bunda yang dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan institusinya mengubah jadwal sidang dari setiap Jumat menjadi Rabu. ''Perubahan jadwal tersebut sepenuhnya atas permintaan kejaksaan,'' kata dia.(ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Pertanyakan Penyidikan Korupsi Unirow

Soko Tuban
TUBAN-Mengambangnya proses hukum kasus korupsi Unirow Tuban menyusul dua kali dikembalikannya berkas perkara tersebut oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban kepada penyidik polisi mendapat reaksi mahasiswa kampus setempat. Kemarin (22/6) enam perwakilan mahasiswa menemui Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso. Keenam mahasiswa tersebut, Adam, Sinta Septia, dan Ali Mustofa, ketiganya jurusan bahasa Inggris. Berikutnya, Rukmiati dan Siti Nurhalimah (bahasa Indonesia), serta Efi Eka (matematika).

Adam mengatakan, kedatangannya ke Mapolres Tuban tersebut untuk menanyakan perkembangan penyidikan kasus korupsi pengajuan nama mahasiswa fiktif penerima beasiswa dengan tersangka rektor kampus setempat, Hadi Tugur.

Sementara itu, Budi Santoso menegaskan, penyidik polisi sudah berupaya maksimal menuntaskan penyidikan kasus tersebut. Salah satunya, dengan menyelesaikan kasus tersebut dan melimpahkannya ke kejaksaan. Tak hanya itu. Dikatakan Budi, penyidik polisi juga sudah memenuhi petunjuk jaksa terkait kekurangan dalam materi berita acara pemeriksaan (BAP). ''Kalau Anda ingin tahu mengapa kasus ini tak juga tuntas, tanyakan kejaksaan,'' tegas mantan Kaur Binops Reskrim Polres Tuban ini.(ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Sidak Pembongkaran Pasar Sore-Atom

Soko Tuban
TUBAN - Setelah pemkab Tuban membongkar Pasar Sore dan Pasar Atom, DPRD bakal sidak ke lokasi pasar yang berada di utara Alun-Alun kota Tuban ini.

Ketua Komisi D DPRD Tuban Reso Handoyo ketika dikonfirmasi mengatakan, komisinya berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi pembongkaran ini Pasar Sore dan Pasar Atom hari ini. ''Rencananya besok (hari ini,red),'' kata dia ketika ditemui di kantor DPRD Jalan Teuku Umar kemarin (22/6). Menurut dia, sidak ini untuk mengetahui kualitas pengerjaan proyek ini. Selain itu, lanjut polisi PAN ini, juga untuk mengetahui ketepatan waktu pengerjaanya. Selain dilokasi, komisi D juga akan melakukan sidak ke Dinas Perekonomian dan Pariwisata yang menangani masalah kedua pasar tersebut

Seperti diberitakan, Rehab pasar yang terkesan kumuh ini oleh pemkab setempat ditargetkan selesai tahun ini. Sementara luas luas pasar atom yang direhab ini mencapai 270,7 meter persegi. Sedangkan luas Pasar Sore yang direhab mencapai 6720,054 meter persegi. Untuk toko atau kios di Pasar Atom, pemkab setempat merencakan menyiapkan sebanyak 106 kios. Sedangkan untuk pasar sore sekitar 200 kios. (zak)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Kasatreskrim Gadungan Marak Lagi

Soko Tuban
TUBAN-Penjahat yang mengaku Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso kemarin (22/6) kembali beraksi. Targetnya kali ini, Kades Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Restu. Dia dimintai menjadi perantara keluarga empat tersangka judi yang ditahan di Mapolres Tuban dalam penyelesaian kekeluargaan perkara tersebut. Keempat tersangka judi tersebut, Keempat penjudi tersebut, Rawoh, 65, Sampan, 40, dan Suwaji, ketiga warga Dusun Guwolampes, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding. Berikutnya, Darim, 50, Dusun Mojokepek, Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding.

Sebagai dana pelicinnya, Restu diminta menyiapkan dana RP 3 juta per tersangka. Awalnya, Kades yang dihubungi kasat reskrim awu-awu dengan nomor ponsel 08128299299 ini nyaris terkecoh. Setelah menghubungi keluarga tersangka, dia pun menawar uang damai Rp 2 juta per tersangka. Penjahat ini pun bisa menerima.

Saat tawar-menawar, Restu mulai ragu. Untuk meyakinkan apakah pria yang menghubunginya benar-benar Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso, dia kemudian mendatangi Mapolsek Semanding untuk meminta nomor ponsel Kasatreskrim. Setelah menghubungi Budi Santoso, Restu baru mendapat kepastian kalau dia dalam bidikan penjahat. Dana yang disiapkan keluarga tersangka pun batal ditransfer.(ds) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Sekdes Sebut Kades Inisiator Kapling Tanah PT KAI

Soko Tuban
TUBAN-Posisi Kades Bogorejo, Kecamatan Merakurak Sakip dalam kasus korupsi tanah PT Kereta Api Indonesia (KAI) selama 2007-2008 kian tersudutkan. Itu terungkap dalam sidang lanjutan kemarin (22/6). Dalam sidang beracara pemeriksaan saksi tersebut, dia yang didampingi penasihat hukumnya Sunarno Edy Wibowo nyaris tak mendapat pembelaan dari Sudarso, sekdesnya. Keterangan saksi kunci kabarnya diharapkan bisa meringankan terdakwa. Awalnya, Sudarso memang berusaha ''membela'' Sakip. Salah satunya, dengan keterangannya yang mengatakan bahwa pengkaplingan lahan PT KAI tersebut dengan pertimbangan untuk membayar surat pemberitahuan pajak tertinggi (SPPT) lahan PT KAI yang sejak klansiran (penghitungan ulang) pada 2006 menjadi beban desa.

Namun, begitu ketua majelis hakim Nova F. Bunda menanyakan mengapa pembayaran pajak tersebut tidak dimintakan kepada PT KAI selaku pemilik tanah dan PT SG yang menyewa lahan, dia tak mampu menjawab.

Nova pun mengorek lebih lanjut inisiatif pengapling dan yang menerima dana hasil penjualan lahan tersebut. ''Inisiatif itu dari kades,'' tegas dia. Dia juga membenarkan pengaplingan dan penjualan lahan tersebut tidak melalui persetujuan perangkat desa setempat. Bahkan, terang Sudarso, perangkat desa terkesan ditinggalkan. Dikatakan dia, dalam pengaplingan lahan PT KAI di desa tersebut, terdakwa justru memerintahkan Mardi.

Diterangkan Sudarso, lahan PT KAI tersebut dikapling menjadi 26 buah. Luasnya bervariasi. Sebagian besar berukuran 6x20m. Harganya sekitar Rp 3 hingga 10 juta.

Selain Sudarso, kemarin majelis hakim juga memeriksa empat saksi lainnya. Mereka antara lain, Musalahar dan Purnomo pembeli tanah yang tinggal di desa setempat dan Sujianto, pembeli tanah yang tinggal di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban. Atas penjualan lahan tersebut, PT KAI merugikan negara sekitar Rp 300 juta.(ds) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Pelipatan Surat Suara Dihargai Rp 40-Rp 50 Per Lembar

Soko Tuban
TUBAN- Pelipatan surat suara pilpres bakal diserahkan kepada masing-masing PPK. Untuk pelipatan surat suara KPUK menyediakan anggaran sekitar Rp 40- Rp 50 per lembar. ''Untuk pelipatan surat suara diserahkan dimasing-masing PPK di 20 kecamatan,'' ujar anggota KPUK Tuban divisi logistic, M. Heru Prapto kepada Radar Bojonegoro usai rapat pleno kemarin (22/6). Namun, soal teknis pelipatan surat suara oleh PPK, KPUK mengaku belum membahasnya. Sebab, rencanannya pembahasan bakal dilakukan hari ini. ''Besok (hari ini, red) semua PPK baru kami undang untuk membahas ini,'' terang dia.

Setelah itu, Rabu mendatang (24/6), surat suara akan didistribusikan ke masing-masing kecamatan. Untuk jumlah yang melipat nanti, belum bisa menentukan. ''Sebab masing-masing kecamatan berbeda DPT-nya,'' tuturnya. Dalam pelipatan ini, pihaknya menargetkan 2- 4 hari tuntas. '

Seperti diberitakan, Minggu (21/6) lalu KPUK menerima surat suara dan daftar calon presiden-calon wakil presiden sebanyak 907.840 lembar. Jumlah tersebut, sesuai dengan kebutuhan KPUK Tuban dalam pemungutan suara nanti. Sebab, DPT pilpres 2009 ini sebanyak 889.053. (zak)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Pokmas BRS Buat SPJ Fiktif

Soko Tuban
TUBAN - Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bina Rakyat Sejahtera (BRS) Plumpang diduga menggelapkan dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SM) 2008. Dugaan penggelapan dana mencapai sekitar Rp 100 juta.

Modusnya, pokmas ini diduga membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif kegiatan pelatihan budidaya jeruk. Kasus tersebut sekarang ini masih dalam penyelidikan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban.

Kajari Tuban Zainuddin Achmad didampingi Kasi Intel M. Chozin menjelaskan, dalam SPJ fiktif tersebut, seakan-akan pokmas ini menggelar pelatihan selama tiga hari, mulai 27 hingga 29 Maret lalu. Tempatnya, di Guest House Tuban, Jalan Sunan Giri.

Namun, dari hasil penyelidikan tim intel, pada tiga hari itu tidak ada aktivitas di gedung pertemuan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tidak tertulisnya kegiatan tersebut di buku tamu yang ada di guest house.

Menurut Zainuddin, dari SPJ yang dilaporkan Pokmas BRS, seakan-akan lembaga ini benar-benar menggelar kegiatan tersebut. Misalnya, untuk sewa gedung dan konsumsi peserta, menelan anggaran Rp 22 juta. Sementara peserta pelatihan yang berjumlah 100 orang, masing-masing dilaporkan mendapat uang saku Rp 50 ribu.

Untuk meyakinkan pelaporan penggunaan dana tersebut, lanjut dia, Pokmas BRS juga melampirkan foto gedung dan sebagian foto kegiatan itu.

Zainuddin menuturkan, dalam pengumpulan data kasus tersebut, tim intel kejaksaan sudah memintai keterangan sejumlah saksi. Mereka di antaranya Rasilan (office boy guest house), Kades Plumpang Sukardi, Lasmuji (anggota BPD), dan Bambang (ketua BPD).

Juga, tiga pengurus inti Pokmas BRS. Ketiganya, Suwiknyo (ketua), Wiwik Siti Suryani (sekretaris), dan Humam (bendahara). Empat empat saksi yang disebut pertama, kata mantan Kasi Intel Kejari Jakarta Selatan (Jaksel), ini menerangkan kegiatan pelatihan budidaya jeruk tidak pernah ada. Begitu juga sekretaris dan bendara Pokmas BRS.

Mereka mengaku tidak tahu-menahu kegiatan pelatihan yang didanai dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Provinsi Jatim tersebut. ''Ini yang semakin menguatkan kalau pelatihan tersebut benar-benar fiktif,'' kata dia.

Zainuddin menambahkan, Pokmas BRS adalah salah satu dari 26 lembaga di Tuban yang menerima kucuran dana P2SM tersebut. Dari jumlah itu, kata dia, lima lembaga di antaranya sudah diselidikinya. ''Dari hasil penyelidikan, untuk sementara kami baru menemukan penyimpangan di lembaga ini,'' kata Zainuddin.

Menurut dia, Pokmas BRS awalnya merencanakan penggunaan dana tersebut untuk kegiatan diklat kebangsaan. Namun dalam perjalanannya, dana itu justru digunakan pelatihan budidaya jeruk. Hasil penyelidikan tersebut, kata Zaenuddin, sudah dilaporkan ke Kejati Jatim. Dari laporan itu, pihaknya tinggal menunggu petunjuk terkait peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan.

Sementara itu, wartawan koran ini belum berhasil memintai keterangan Suwiknyo. (ds) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Hearing, JOB P-PEJ Keluhkan Perizinan

Soko Tuban
TUBAN - Joint Operating Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) hingga kemarin (22/6) belum mendapatkan izin pemasangan pipaninsasi dari Bupati Tuban Haeny Relawati RW.

''Syarat sudah kami penuhi semua, apa yang kurang,'' keluh Field Administration Superintendent JOB P-PEJ Rizani di hadapan anggota komisi A dan B DPRD Tuban dalam hearing di ruang paripurna.

Menurut pria asal Jogjakarta ini, dari enam kabupaten (Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo) yang proses perizinan ditanganinya, hanya Tuban yang belum clear. ''Nggak tahu Tuban ada apa,'' imbuhnya.

Rizani mencontohkan Mojokerto yang saat ini belum dimasuki proyek, tapi sudah menanyakan proyek yang bakal digarap. ''Bupatinya itu terus menanyakan, kapan masuknya,'' tutur dia.

Padahal, lanjut Rizani, proyek itu bukan milik perusahaan semata. Juga, milik negara. Dia menuturkan, untuk masalah kontribusi, JOB P-PEJ telah mengucurkan kontribusi banyak. ''Seperti infrastruktur, religi dan lainnya. Pokoknya silakan kalau mau mengusulkan. Yang jelas prosedurnya melalui pemda. Kami bukannya tidak bertanggung jawab, namun sesuai dengan prosedur. Sehingga nanti tidak terjadi double,'' ujar dia.

Disinggung aksi warga Palang yang menuntut dibuatkannya tempat berlabuh perahu, Rizani menyatakan, masalah sosial masyarakat yang lebih tahu pemda.

Hearing kemarin diikuti Ketua Komisi A Soemono, Ketua Komisi B Warsito dan sejumlah anggota dua komisi A dan B itu. Di antaranya, Agung Supriyanto, Abu Bakar, Talchim, dan Sudiman. Sementara Rizani didampingi dua staf JOB P-PEJ, yakni Ridwan dan Fristy Herlina .

Soemono dalam pertemuan itu mengatakan, dari hearing tersebut bisa diketahui sejauh mana proyek JOB P-PEJ yang berlangsung di Tuban. (zak)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Rame-Rame Ukur Baju Dinas DPRD

Soko Tuban
TUBAN - Anggota DPRD Tuban yang lama dan calon legislatif (caleg) terpilih untuk periode mendatang mendapatkan jatah baju dinas baru. Mereka kemarin (22/6) rame-rame melakukan pengukuran baju dinas di gedung DPRD setempat. ''Ya ini ada pengukuran baju,'' ujar Rahmad, salah satu caleg terpilih DPRD Tuban.

Kasubbag Urusan Dalam DPRD Tuban Moch Fauzi ketika dikonfirmasi membenarkan adanya pengukuran baju dinas dewan ini. ''Ya ini untuk anggota lama,'' ujar dia.

Menurut Fauzi, kemarin ada 45 anggota dewan lama yang mengukur baju. Selain itu, juga 30 calon anggota dewan baru.

Sementara itu, Sekretaris DPRD (Sekwan) Tuban Hartono Adi S ketika dikonfirmasi mengatakan, pelantikan anggota DPRD periode 2009-2014 dilaksanakan Agustus nanti. ''Diperkirakan 24 Agustus nanti,'' ujar dia saat ditemui di ruang kerjanya.

Perkiraan itu, lanjut Hartono, mengacu pada masa jabatan anggota DPRD periode 2004-2009 yang berakhir tanggal tersebut. Meski demikian, keputusan pelantikan anggota DPRD baru belum final. Sekwan masih menuggu petunjuk pelaksanaan (juklak) terlebih dahulu dari pusat. Sehingga, sekwan belum melakukan banyak persiapan. ''Ya itu baru (pengukuran baju) untuk persiapan waktu pelantikan nanti. Untuk yang lain belum,'' jelas dia. (zak) ( Radar Bojonegoro)

Read more...

Senin, 22 Juni 2009

2.144 Peserta Ikuti UNPK Paket C

Soko Tuban
TUBAN - Peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) Paket C di Tuban sebanyak 2.144 orang. Ujian setara SMA/SMK/MA itu bakal dilaksanakan 23-26 Juni mendatang.

Kabid Pemuda, Olahraga dan Sejarah Nilai Tradisi Disdikpora Tuban Gembong Sispriyanto menjelaskan, dari jumlah tersebut, peserta reguler hanya 137 orang. Sedangkan non reguler berjumlah 2.007 peserta. Menurut dia, pelaksanaan ujian bagi peserta non reguler bakal dilangsungkan di masing-masing kecamatan. Sementara untuk peserta reguler, lokasi ujiannya di SMAN 3 Tuban. Disdikpora menyiapkan lima ruangan. ''Setiap ruang nanti ada 20 peserta,'' tuturnya.

Gembong menambahkan, Sabtu lalu Disdikpora sudah mengambil naskah UNPK ke Dinas P dan K Jatim. Rencananya, besok akan didistribusikan ke seluruh kecamatan. (zak) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Polisi Gadungan Rampas Dua Ponsel Pelajar

Soko TubanRata Penuh
TUBAN - Polisi gadungan kembali beraksi di Tuban kemarin (21/6) sekitar pukul 09.00. Kali ini korbannya, Angga Nova Catur Trijaya, 18, pelajar SMKN 1 Tuban dan temannya Andika Dwi Iswahyudi, 15, warga Desa Sugihwaras RT 02/IV, Kecamatan Jenu.

Kedua korban yang dihadang pelaku di Jalan Mondokan, diminta menyerahkan dua ponsel dan STNK Smash S 3155 GK yang dikendarai berboncengan.

Pelaku yang mengendarai motor Honda Tiger menghadang korban di tengah jalan. Andika yang dibonceng ketika itu, tidak memakai helm. Piranti pengaman kepala tersebut hanya dipegangnya.

Seperti korban-korban sebelumnya, mereka terkecoh dengan pelaku yang mengenakan atribut polisi. Bercelana cokelat tua, bersepatu kulit hitam, dan berjaket hitam. Selain atribut yang meyakinkan itu, pelaku juga berlagak polisi.

Angga mengatakan, setelah STNK motor miliknya diminta dan diperiksa, ponsel Nokia di sakunya juga disuruh mengeluarkan. Begitu juga ponsel Andika bertipe Sony Ericson K320i. Sambil memegang kedua ponsel tersebut, polisi gadungan itu menanyakan apakah di dalamnya ada gambar atau film porno.

Keduanya pun serempak mengatakan tidak ada. ''Nanti diambil di pos satu ya,'' kata polisi gadungan tersebut seperti ditirukan Angga.

Setelah polisi gadungan itu berlalu, Angga dan Andik mendatangi pos Patung dan Boom untuk menanyakan ponsel dan STNK yang dibawa petugas. Dari polisi di dua pos inilah akhirnya diketahui kalau pria bermotor yang beratribut polisi tersebut bukan polisi.

Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso mengatakan, beroperasinya penjahat beratribut mirip polisi tersebut sudah kerap terjadi. Karena itulah, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai aktivitas penjahat ini. (ds)( Radar Bojonegoro )

Read more...

Pos Jaga DPRD Dipakai Judi

Soko Tuban
TUBAN - Pos barat penjagaan DPRD Tuban yang dipakai berjudi domino kemarin (21/6) sekitar pukul 02.00 digerebek polisi. Dalam penggerebekan tersebut, petugas mengamankan tiga pejudinya.

Ketiganya, Dariyanto, 50, dan Edi Gayos Saputro, 36, keduanya warga Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak; serta Asbang, 48, warga Desa Genaharjo, Kecamatan Semanding. Sebagai barang bukti, polisi menyita satu set kartu remi dan uang taruhan Rp 187 ribu.

Arena judi di kompleks kantor wakil rakyat Jalan Letda Sutipto tersebut diduga berlangsung sejak Sabtu (20/6) lalu sekitar pukul 22.00. Pejudinya bergantian. Unit I Satreskrim Polres Tuban yang dikomando Aiptu Priharto bergerak setelah mengendus aktivitas mengadu untung di dalam pos penjagaan itu.

Petugas berhasil masuk pagar halaman gedung dewan tanpa diketahui para pejudi. Setelah masuk halaman, petugas lalu menutup pintu pos. Ketiga pejudi yang tak berkutik akhirnya hanya bisa pasrah digiring ke Mapolres Tuban.

Kasatreskrim Polres Tuban Budi Santoso mengatakan, perjudian di pos keamanan gedung dewan tersebut diindikasi kerap terjadi. Hanya, beberapa kali upaya penggerebekan tak membuahkan hasil karena para pejudi lebih dulu bubar sebelum anggotanya datang. ''Bisa jadi, pos ini dipilih karena dianggap paling aman,'' kata dia. (ds) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Minggu, 21 Juni 2009

Raih Empat Emas, Satu Perunggu Dalam Kejurnas Selam di Jakarta

Soko Tuban
Raih Empat Emas, Satu Perunggu
Dalam Kejurnas Selam di Jakarta

TUBAN - Keikutsertaan atlet selam Tuban dalam even kejurnas di Jakarta pada 19-21 Juni ini memang yang perdana. Meski demikian, hasilnya cukup memuaskan. Terbukti, hingga kemarin (20/6), atlet Tuban sudah mengantongi empat medali emas dan satu perunggu.

Hasil ini lebih bagus dari target yang sebelumnya dipatok Pengkab PRSI Tuban, yakni medali hanya perak. "Ini hasil yang cukup bagus," kata pelatih renang Pengkab PRSI Tuban Sugi Anang kemarin.

Dia mengungkapkan, dua medali emas diraih oleh Dhimas. Dan dua emas lainya disumbangkan Lolita. Sedangkan satu medali perunggu diraih oleh Bima Sakti. Anang menambahkan, selain meraih medali, Dhimas atlet yang sudah berprestasi cukup apik di sejumlah even ini juga nangkring di urutan empat dalam seleknas selam nasional. "Dia (Dhimas, Red) turun di 100 befins," ujarnya. Anang memperkirakan, raihan medali Tuban masih bisa bertambah. Sebab, atlet lainnya baik Dhimas maupun Lolita kemarin sore masih bertanding. (zak) (Radar Bojonegoro )

Read more...

PPEJ Tak Bisa Penuhi Tuntutan Warga

Soko Tuban
TUBAN - Aksi demontrasi gerakan masyarakat pantura (GMP) Jumat (19/6) lalu di sekitar boiler JOB PPEJ (Pertamina PetroChina East Java) di Desa Karangagung, Palang ditanggapi serius pihak JOB PPEJ.

Humas JOB PPEJ Pangudi ketika dikonfirmasi Radar Bojonegoro mengatakan sebelum adanya aksi, warga sekitar sudah menyampaikan proposal ke JOB PPEJ untuk dibuatkan tambat berlabuhnya perahu nelayan setempat. Dalam proposal tersebut, tuturnya, dituliskan kebutuhan dananya senilai Rp 600 juta. Setelah proposal itu dipelajari, pihak JOB PPEJ akhirnya tidak bisa memenuhi tuntutan itu. ''Mestinya pengajuannya ke pemkab. Kalau ke JOB PPEJ itu salah alamat,'' ujar Pangudi via ponselnya. Sebab, lanjut dia, proyek migas ini milik negara.

Pangudi menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan penjelasan ke warga tentang tuntutan yang tidak mudah dipenuhi ini. ''Namun, kok demo lagi,'' tanyanya.

Dia mengatakan, sejak 2004-2008 pihaknya sudah mengucurkan dana community development Rp 600 juta ke sekitar Desa Karangagung melalui berbagai program. ''Seperti terumbu karang dan lainnya,'' terang dia.

Lantas? Menurut dia, dengan tuntutan itu, JOB PPEJ lagi-lagi tidak mudah untuk memenuhi tuntutan warga dengan alasan dana kas negara.

Seperti diberitakan, Jumat (19/6) lalu, ratusan warga yang mengatasnamakan gerakan masyarakat pantura (GMP) menggelar aksi untuk yang kedua kalinya. Mereka mengepung boiler milik JOB PPEJ yang ada di Desa Karangagung dan juga sempat memblokir jalan sambil menuntut tambat berlabuhnya perahu para nelayan. (zak) (Radar Bojonegoro )

Read more...

Temukan 18 Alat Peraga yang Melanggar

Soko Tuban
TUBAN - Meski tiga tim kampanye pasangan capres-cawapres di Tuban beberapa waktu lalu menandatangani deklarasi kampanye damai, namun hingga kemarin belum sepenuhnya mengindahkan deklarasi yang disepakati bersama itu.

Terbukti, dari ribuan alat peraga kampanye yang terpasang wilayah Tuban, panwaskab menemukan belasan alat peraga yang melanggar aturan undang-undang pilpres. ''Kami temukan 18 alat peraga kampanye yang melanggar,'' kata anggota Panwaskab Tuban, Edy Thoyibi.

Menurut dia, dari 18 alat peraga tersebut rata-rata dipasang di tiang listrik ataupun gapura dan fasilitas umum lainnya. Rinciannya, gambar JK-Win 10 pelanggaran, gambar Mega-Pro 7 pelanggaran, dan gambar SBY-Boediono 1 pelanggaran. ''Hasil temuan ini akan langsung kami rekomendasikan ke KPUK,'' tegasnya.

Ketua KPUK Tuban Soemito Karmani ketika dikonfirmasi mengaku belum menerima surat rekomendasi yang disampaikan panwaskab. ''Kalau sudah masuk nanti akan kami pelajari untuk ditindaklanjuti,'' kata mantan kepala Bawasda itu.

Sementara itu, KPUK Tuban terus melakukan koordinasi dengan jajarannya. Kemarin (20/6) semua anggota PPK se-kabupaten mengikuti rakernis dan pembinaan teknis persiapan pilpres di Gedung Juang Jalan Pramuka Tuban. Mereka diberi materi tentang pilpres yang disampaikan ketua KPUK Soemito Karmani beserta empat anggotanya. Selain itu, sekretaris KPUK Imam Sutrisno juga ikut menyampaikan materi. Diantara terkait tentang logistik, sosialisasi, dan pemungutan suara. (zak) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Pemohon KTP Dipungli Rp 20 Ribu

Soko Tuban
TUBAN - Pungutan liar (pungli) kembali terjadi di Kecamatan Kerek. Kalau sebelumnya warga di sejumlah desa dimintai uang pengambilan tabung elpiji dan kompor gas dalam program konversi minyak tanah (mitan), kemarin (20/6) pemohon masal kartu tanda penduduk (KTP) di Desa Kasiman dipungut Rp 20 ribu.

Biaya tersebut jauh lebih tinggi dari ketentuan yang ditetapkan Pemkab Tuban Rp 5 ribu per Rata Penuhpemohon. Gunawan, 30, warga desa setempat, mengatakan, tarif tersebut ditentukan perangkat desa setempat. Dana pembuatan KTP Rp 20 ribu itu, kata dia, diserahkan kepada perangkat desa saat mengumpulkan blangko, sebelum pemotretan di balai desa setempat.

Menurut Gunawan, dana pembuatan KTP tersebut diumumkan beberapa hari sebelumnya. Di Dusun Kasiman misalnya, pengumuman disampaikan melalui pengeras suara musala. Sementara di dua dusun lain, Tegalmojo dan Sembungasri, pengumuman melalui RT/RW.

Gunawan menjelaskan, dana sebesar itu sangat memberatkan warga. Namun, tak satu pun dari mereka yang berani protes. Karena terlalu berat, sebagian warga yang tak mampu bayar memilih tak memperpanjang masa berlaku KTP-nya.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Kependudukan Catatan Sipil Tuban Mudijono, mengatakan, menurut ketentuan, permohonan masal KTP hanya dikenakan biaya Rp 5 ribu. Setelah Perda terbaru yang mengatur hal tersebut berlaku, pemohon dikenai dana Rp 7 ribu. ''Itu pun, dana tersebut masuk APBD,'' kata dia.

Menurut mantan kadinas Pariwisata Seni Budaya (Parsenibud) Tuban, ini instansinya secara tegas melarang biaya pembuatan KTP di luar ketentuan. Larangan tersebut, kata Mudijono, salah satunya disampaikan melalui surat edaran.

Terkait pungli Rp 20 ribu kepada pemohon masal KTP di Kasiman, Mudijono berjanji segera meng-cross check ke lapangan. (ds) (Radar Bojonegoro)

Read more...

Disidik, Kades Kembalikan Beras

Soko Tuban
TUBAN - Polres Tuban terus mengembangkan penyidikan terhadap Mastubi, 37, Kades Banjarejo, Kecamatan Bancar. Kades ini diduga menggelapkan 14.460 kg beras untuk keluarga miskin (raskin).

Kasatreskrim Polres Tuban Iptu Budi Santoso menyatakan, dirinya mendengar Mastubi telah membagikan 964 sak atau 14.460 kg raskin yang semula diduga digelapkannya pada Selasa (16/6) siang lalu. Pengembalian raskin tersebut, tutur dia, tidak menghapus unsur pidana. Alasannya, perbuatan melawan hukum sudah terjadi. ''Penyidikan jalan terus,'' ujar dia.

Bahkan, kata Budi, izin Bupati Haeny Relawati Rini Widyastuti untuk memeriksa tersangka sudah turun. Izin tertanggal 5 Juni lalu tersebut diteken Sekkab Parastuti. Surat izin memeriksa tersangka dikeluarkan bupati atas permohonan penyidik polisi 19 April lalu.

Seperti diberitakan, Mastubi diduga menggelapkan 14.460 kg raskin untuk 638 kepala keluarga (KK) miskin pada Januari-April 2009. Dalam kasus tersebut, tersangka dijerat pasal 374 KUHP. Dugaannya, penggelapan dalam jabatan. (ds)(Radar Bojonegoro)

Read more...

Sabtu, 20 Juni 2009

KPUK Sudah Terima Empat Ribu Tinta Pilpres

Soko Tuban
TUBAN
- Jelang pemungutan suara pilpres 8 Juni mendatang, sejumlah kebutuahn logistik pilpres dudah mulai didistrisbusikan ke KPUK kabupaten/kota. Salah satunya, logistik yang pertama diterima KPUK Tuban adalh tinta.

Kemarin KPUK sudah menerima10 dus tinta pilpres 2009.maing-masing dus tersebut berisi 400 botol tinta yang siap dipakai kuntuk pemungutan suara. ''Jadi yang sudah diteriam KPUK ada 4 ribu botol tinta,'' kata ketua KPUK Tuban Soemito Karmani. menurut dia, sesuai dengan peraturan KPU No 40 tahun 2009 tentang pedoman pengadaan alat perlengkapan dan dukungan perlengkapan lainya untuk pelaksanaan pemungutan sura dan penghitungan suara dalam pilpres, setiap TPS disediakan 4 botol tinta. ''TPS di Tuban sebanyak 1876,'' ujaranya. Jadi, kbutuhan tinta untuk pilpres di Tuban sebanyak 7.504 botol tinta . Oleh karena itu, KPUK Tuban masih kekurangan tinta 3. 504 botol. ''Ya kami tetap menunggu kekurangan,'' ujar dia.

Dikatakan Mito, untuk pendistribusianya, pihaknya masih menunggu kelengkapan jumlah tinta tersebut. Jika semuanya sudah terlengkapi, maka akan segera didistribusikan. ''Untuk lainya (surat suara, dan lain-lain) belum menerima,'' tegasnya. (zak) :Radar Bojonegoro

Read more...

Minta Pemkab Bina Perangkat Desa Terkait Pungli Konversi Mitan

Soko Tuban
TUBAN - Banyaknya pugutan liar tentang program konversi mitan ke LPG 3 kg tidak hanya disayangkan oleh konsultan maupun pemkab. Namun anggota DPRD Tuban pun juga menyayangkan pihak-pihak yang menyalahgunakan bantuan pemerintah tersebut.

Anggota Komisi A DPRD Tuban M. Mafud ketika dikonfirmasi menilai, terjadinya pungutan liar (Pungli) konversi mitan ke LPG 3 kg ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari konsultan yang ditunjuk oleh pertamina. Sebab, lanjut di, dikalangan masyarakat penerima program konversi ini masih buta dalam penggunaan dan cara pemakaiakn LPG 3 kg ini. ''Maysarakat juga ada yang belum tahu, merak juga ada yang takut menggunakan,'' terang dia. Oleh karena itu, semestinya konsultan dan pemkab setempat terus melakukan sosialisasi hingga masyarakat tahu betul penggunaan tabung LPG 3 kg dan kompornya.

Dia menambahkan, hal ini berdampak pada kurangnya kesadaran masyarakat terkait natuan tersebut, sehingga dilapangan banyak masyarakat yang masih menjual tabung LPG dan kompor tersebut. ''Ya mestinya nggak boleh dijual,'' terang dia. Disinggung tentang dugaan pungutan liar (Pungli), terang M. Mafud, hal ini terjadi karena adanya penyakit masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar pemkab lebih memberikan pengertian ke masyarakat. ''Mestinya pemkab membina para perangkat desa,'' pintanya.

Seperti diberitakan, saar program konversi mitan, diwilayah kecamatan kerek juga terjadi dugaan pungli. Selaian dikerek, dikecamatan Singgahan juga terjadi hal sama. Pungutan liar dengan berdalih untuk akomodasi ini kisaran anatar 3 ribu sampai dengan 5 ribu, bahkan 10 ribu. (zak)Sumber : (Radar Bojonegoro)

Read more...

About This Blog

Photobucket

Cek Tagihan PLN

blog tutorial
Powered By Blogger

Gabung Yuk...!

Test Form

Name:
Email Address:
Alamat Web
Berapa usia anda...? Dibawah 17 th
Antara 17 s/d 30th
Diatas 30 th
Apa jenis kelamin anda Pria
Wanita
Baina huma
Apa pendapat anda tentang blog ini..? Sangat kami harapkan, saran, kritik, maupun pendapat anda. silahkan ketik pada kolom disamping ini

free forms

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP