KLOTER 73, SATU JAMAAH DIAMPUTASI TELAPAK KAKI KIRINYA
Kasto Bin Kasmijan (58), jamaah haji dari kelompok terbang (kloter) 73 asal Kendalrejo Rt 01/Rw 02 Soko Tuban, pulang ke tanah air tanpa telapak kaki kiri , karena harus diamputasi setelah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ashir King Abdul Aziz Madina.
Menurut dokter kloter 73, dr Indraswari saat ditemui di Poliklinik Asrama Haji Sukolilo (AHS) Surabaya, Selasa (30/1) mengatakan, sejak di Tanah Air, Kasto mempunyai penyakit diabet, dan setelah tiba di Tanah Suci, karena mereka banyak melakukan kegiatan dengan jalan kaki, ini menyebabkan telapak kaki kirinya luka, kemudian membesar, lalu mengeluarkan bau tak sedap (membusuk), setelah menjalani pemeriksaan dan sempat rawat inap, dokter di RS Ashir King Abdul Aziz Madina memutuskan harus diamputasi.Setelah beberapa kali dirawat dokter kloter tidak juga membaik, akhirnya dengan kesepakatan keluarga, Kasto dirujuk ke RS Ashir King Abdul Aziz, dan dokter di RS Madina itu memutuskan telapak kaki kiri Kasto harus diamputasi,ujarnya.Dikatakan Indraswari, setelah menjalani pemotongan telapak kaki kirinya pada 20 Januari 2007 lalu, Kasto tinggal sementara di RS Ashir King Abdul Aziz selama 5 hari, selanjutnya diterbangkan ke tanah air bersama rombongan kloter 73. Mengenai biaya perawatan, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) debarkasi Surabaya, Sugianto mengatakan, semua biaya perawatan dan operasi ditanggung sepenuhnya oleh PPIH Madinah.Sementara itu, saat ditemui di ruang istirahat Poliklinik Asrama haji, Kasto tampak sedikit lega tiba di tanah air dan bisa ketemu keluarga, meskipun sedikit sedih karena kehilangan kaki kirinya.Saya merasakan pelayanan kesehatan PPIH di Madinah sangat baik dan cepat, bahkan tindakan yang diambil juga sangat tepat. Seandainya tidak segera mengambil keputusan operasi pemotongan kaki kiri saya, maka kondisi saya makin mengkhawatirkan. Bahkan kemungkin saya tidak bisa pulang bersama kloter 73, ujar Kasto.Dia berharap, pelayanan yang diberikan RS Ashir King Abdul Aziz Madina bisa dicontoh di RS Indonesia, mengenai kecepatan dalam pengambilan tindakan.Untuk diketahui, kloter 73 berjumlah 445 jamaah, meninggal 5 jamaah, mutasi masuk 2 jamaah, dan sakit 7 jamaah. Nama-nama jamaah yang meninggal yaitu, M.Mahdun Bin Mat Sujak (42), Dusun Taraan RT 05 RW 01 Tegalrejo Merakurak Tuban, Karsini Binit Madak (71), Dusun Nyaman RT.03 RW.04 Perbon Tuban, M.Yakub Efandi Bin Efendi (60), Jl. Gresik 393 RT 03 RW 03 Glodok Palang Tuban, Suhadi Bin Badrun (68), Dusun Glondongan RT 03 RW 01 Tambakboyo Tuban, Misrih Binti Kadam (65), Gendongombo Rt 03 Rw 02 Semanding Tuban, Sedangkan 2 jamaah mutasi masuk dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu, Abu Bakar Alwi dan Yasin Yakib.
Menurut dokter kloter 73, dr Indraswari saat ditemui di Poliklinik Asrama Haji Sukolilo (AHS) Surabaya, Selasa (30/1) mengatakan, sejak di Tanah Air, Kasto mempunyai penyakit diabet, dan setelah tiba di Tanah Suci, karena mereka banyak melakukan kegiatan dengan jalan kaki, ini menyebabkan telapak kaki kirinya luka, kemudian membesar, lalu mengeluarkan bau tak sedap (membusuk), setelah menjalani pemeriksaan dan sempat rawat inap, dokter di RS Ashir King Abdul Aziz Madina memutuskan harus diamputasi.Setelah beberapa kali dirawat dokter kloter tidak juga membaik, akhirnya dengan kesepakatan keluarga, Kasto dirujuk ke RS Ashir King Abdul Aziz, dan dokter di RS Madina itu memutuskan telapak kaki kiri Kasto harus diamputasi,ujarnya.Dikatakan Indraswari, setelah menjalani pemotongan telapak kaki kirinya pada 20 Januari 2007 lalu, Kasto tinggal sementara di RS Ashir King Abdul Aziz selama 5 hari, selanjutnya diterbangkan ke tanah air bersama rombongan kloter 73. Mengenai biaya perawatan, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) debarkasi Surabaya, Sugianto mengatakan, semua biaya perawatan dan operasi ditanggung sepenuhnya oleh PPIH Madinah.Sementara itu, saat ditemui di ruang istirahat Poliklinik Asrama haji, Kasto tampak sedikit lega tiba di tanah air dan bisa ketemu keluarga, meskipun sedikit sedih karena kehilangan kaki kirinya.Saya merasakan pelayanan kesehatan PPIH di Madinah sangat baik dan cepat, bahkan tindakan yang diambil juga sangat tepat. Seandainya tidak segera mengambil keputusan operasi pemotongan kaki kiri saya, maka kondisi saya makin mengkhawatirkan. Bahkan kemungkin saya tidak bisa pulang bersama kloter 73, ujar Kasto.Dia berharap, pelayanan yang diberikan RS Ashir King Abdul Aziz Madina bisa dicontoh di RS Indonesia, mengenai kecepatan dalam pengambilan tindakan.Untuk diketahui, kloter 73 berjumlah 445 jamaah, meninggal 5 jamaah, mutasi masuk 2 jamaah, dan sakit 7 jamaah. Nama-nama jamaah yang meninggal yaitu, M.Mahdun Bin Mat Sujak (42), Dusun Taraan RT 05 RW 01 Tegalrejo Merakurak Tuban, Karsini Binit Madak (71), Dusun Nyaman RT.03 RW.04 Perbon Tuban, M.Yakub Efandi Bin Efendi (60), Jl. Gresik 393 RT 03 RW 03 Glodok Palang Tuban, Suhadi Bin Badrun (68), Dusun Glondongan RT 03 RW 01 Tambakboyo Tuban, Misrih Binti Kadam (65), Gendongombo Rt 03 Rw 02 Semanding Tuban, Sedangkan 2 jamaah mutasi masuk dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu, Abu Bakar Alwi dan Yasin Yakib.
0 coment:
Posting Komentar